Seminggu kasus pengusiran yang diterimannya tak membuatnya patah arang. Dengan restu ummi sekaligus semua keluarga besarnya keinginan untuk ke Ciputat tempatnya singgah di perkampungan muslim lainnya akan segera terealisasi. Dia memiliki keyakinan di tempat itulah segala hoby dan bakatnya akan tersalurkan. Bersama K.H Ali Musthofa Ya’kup, di pesantren Darus Sunnah segala inspirasi dan ideolginya akan semakin terasah. Insyaalah....
Malam jumat selepas hari ketujuh tahlilan ayahandanya, Biyaz memberanikan diri untuk mencari informasi keberangkatan sahabat sekaligus rivalnya saat masih sama-sama nyantri di Babus Salam. Berbekal uang lima puluh ribu pemberian, Joko sahabat sekaligus sepupunya, dia membeli pulsa di counter terdekat. Hp butut peninggalan ayahnya dia pegangi dengan erat. Nafasnya kian tak teratur, jantung dan denyut nadinya berdegup kencang. Sambil menikmati gorengan lokal dia duduk bersama Joko di beranda rumahnya. Para pelayat hampir semuanya pulang, yang ada hanya paman dan bibinya sudah hampir satu minggu menginap disana
“Assalamualaikum” suaranya bergetar lewat telpon genggamnya.
“Waalaikum salam ada yang bisa saya bantu. Ini kantor OSIS MA Babus salam?” suara di seberang menyahuti.
“Bisa bicara dengan, Alika Maulaya Shakira?” dadanya berdegup kian tak teratur menyebutkan nama seseorang yang telah lama mengghuni ruang istimewa di hatinya.
“Maaf kalau boleh tahu ini dengan siapa yah?” suara di seberang bertanya.
“Ehh-eh dengan saya temannya..” jawabnya kikuk tak menemukan jawaban yang pas.
Dahsyat benar nama itu. Aku baru menyebutkan namanya saja sudah membuat otakku mampet tak bisa berfikir logis. Namanya seolah-olah menjadi magnet yang luar biasa menarik semua keberanianku, sehingga aku seperti orang dungu saja. Aku benar-benar tak berdaya meskipun hanya menyebut namanya saja. Biyaz terus membathin sendiri.
“Maaf ya mas, kalau anda tidak menyebutkan nama, dengan sangat terpaksa saya tidak memberikan telpon ini kepada yang bersangkutan. Ini menjadi peraturan mutlak di pesantren kami, dan kami tidak bisa melanggarnya. Apalagi mungkin keperluannya tidak begitu penting.” Jawab suara di seberang bernada tegas.
“Ini saya, Abi Yazid Al-Busthomi” singkat jawabnya dari seluler meskipun tanganya bergetar tak karuan.
“Biyaz, ini benar kamu?, apa kabarmu sob???” tanyanya dengan menekan suaranya takut didengarkan teman-temannya sambil menoleh kesemua teman-temannya di dalam kantor.
“Kalau nggak salah tebak, kamu Alia-kan???. Pantesan galak banget tadi bicaranya!” suaranya mulai mencairkan suasana.
“Yo’i, benar sekali tebakanmu sob. Tapi kamu jahat, masak orang tegas disebut galak!?” nadanya yang sumbringah tak bertele-tele diselingi tawa kecil.
“Ya maaf deh, aku Cuma bercanda saja. Oh ya, Semua teman-teman gimana kabarnya?. Nitip salam buat mereka semua!?” tanyanya basa-basi.