Santri Tak Kasat Mata

Hanif Hilmi Ali
Chapter #1

Bagian 1

"Pak Rama, tadi kata Salim di kelas lantai tiga ada yang ngetuk-ngetuk jendela," ujar Salman anak kamar Sunan Kalijaga.

"Kucing itu, Man."

"Tidak, pak. Tidak ada siapa-siapa. Kalau bapak tidak percaya saya panggilkan Salim." seketika Salman lari meninggalkan Rama.

Satu bulan terakhir ini, seringkali para santri membicarakan hal-hal yang belum pernah ada sebelumnya. Hal-hal yang katanya menakutkan setiap hari selalu datang. Mulai dari suara gesekan sandal di kelas, suara mengetuk jendela ketika para santri belajar, bahkan ada yang melebih-lebihkan kalau di kamar mandi melihat sesosok putih tinggi di pojok. Cerita-cerita itu sangat cepat menyebar di kalangan santri ketika bersantai. Kadang juga mencuri waktu mengaji untuk membicarakan cerita terbaru.

Cerita horor yang sudah terlanjur menyebar itu kini sebagai cerita yang paling menarik dibicarakan, padahal tidak ada yang tau secara pasti ada dan tidaknya. Bahkan mereka juga tidak ada yang tau siapa yang memulai adanya cerita-cerita itu. Apalagi dikuatkan lagi dengan kejadian dua hari yang lalu. Salah satu santri kelas dua aliyah demam sangat panas sampai kejang-kejang yang akhirnya dilarikan di rumah sakit. Peristiwa itu diisukan dengan kesurupan makhluk ghaib, walaupun banyak juga yang tidak mempercayai itu tapi isu kesurupan itu tidak kalah menarik untuk diceritakan.

"Kamu tau tidak," ujar Salman memulai ceritanya, matanya melirik ke teman-teman di sampingnya, "tadi pas aku ke kamar mandi sebelum masuk jam madrasah diniyyah, kran kamar mandi sampingku hidup sendiri." nadanya merendah tapi matanya semakin membola.

Ketiga temannya masih menunggu cerita Salman dengan sabar, mereka tidak memedulikan kitab-kitab yang masih di pangkuannya.

"Pas aku keluar, ternyata tidak ada orang di sana. Sumpah, kulitku langsung merinding." lanjutnya.

"Terus, terus?" sahut satu teman di sampingnya.

"Ya aku langsung lari, mana berani aku berlama-lama di sana."

"Wah, kayaknya kita memang segera cerita ke Pak Rama, Man." usul salah satu temannya sambil membenarkan pecinya yang miring.

"Kamu tau sendiri Pak Rama bagaimana to..."

"Ya iya, tapi kan Pak Rama itu katanya indigo, Man."

"Terus kenapa kalau indigo?"

"Pastinya beliau tau tentang hal-hal ghaib seperti itu..."

"Tapi coba dipikir," ujar Salim dengan logat khas Jawa Timur, "Po yo enek demit nok njero pondok, demit yo wedi to, rek." ("Apa ada setan di dalam pondok, setan kan takut.")

Lihat selengkapnya