Blurb
Seperti namanya, Hakim, adalah seorang anak muda yang bercita-cita menjadi seorang Hakim yang terpandang dan adil di Indonesia. Hakim duduk di kelas tiga SMA, Ia tidak cerdas, hanya saja cita-citanya itu membuatnya selalu giat belajar dan berlatih. Teman-temannya melihat Hakim adalah orang yang terlalu ambisius, namun Hakim menghiraukan semua omongan teman-temannya.
Hakim dibesarkan dari keluarga yang berkecukupan. Ayahnya, Hasan, adalah seorang guru honorer yang mengajar di sebuah sekolah dasar yang jaraknya cukup jauh dari kampung yang beliau tinggali. Ibunya, Nurlidya, adalah seorang ibu rumah tangga, yang terkadang membantu keuangan suaminya dengan cara menjadi buruh cuci hingga pembantu harian.
Hakim sadar akan kondisi keluarganya ini, ia sebisa mungkin untuk tidak meminta apapun dari orang tuanya, walaupun Hakim tahu butuh persiapan matang dan ekstra ketika nanti mengikuti ujian nasional, salah satunya dengan mengikuti kursus. Namun biaya kursus yang relatif mahal, membuat Hakim berinisiatif untuk belajar dengan mandiri.
Terlepas dari faktor tersebut, faktor lainnya ialah Hakim miris melihat kondisi hukum di tanah air yang kacau balau. Banyak ketimpangan hukum yang terjadi di Indonesia, tersangka korupsi yang dihukum sangat ringan, namun berbanding terbalik dengan seorang lansia yang ketahuan mencuri kayu bakar hanya demi memasak malah dihukum sangat berat.
Oleh karena itu menjadi seorang Hakim adalah cita-cita yang tepat bagi Hakim, selain membantu menaikkan nilai hukum di Indonesia, ia juga dapat mengangkat martabat bagi keluarganya kelak.
Berhasilkah Hakim mewujudkan cita-citanya tersebut?