Sanubari

Imajiner
Chapter #8

Bagian 8: Kesempatan Terakhir

Hari pengumuman SBMPTN pun tiba. Hakim kembali mendatangi warnet yang dulu pernah ia datangi. Ia amat yakin bahwa ia akan lolos kali ini karena hasil belajarnya yang tidak akan mengkhianatinya.

Setibanya di warnet, ia lantas duduk di salah satu kursi yang kosong lalu login menggunakan nomor peserta miliknya.

Namun naas, setelah menekan tombol enter, lagi-lagi tertulis bahwa Hakim kembali gagal.

"Gagal lagi?"

Air mata Hakim turun pelan tanpa ia sadari. Ia mencoba menghapusnya, tapi apa daya ia tak kuasa menahannya.

Bayang-bayang orang tuanya hadir di benaknya. Ia gagal membayar kepercayaan orang tuanya. Bahkan ia tidak mampu menjawab Ibu lurah yang terus menindas keluarganya.

Pikiran Hakim sudah tak karuan, ia menyalahkan apapun.

“Ini pasti gara-gara mahasiswa titipan. Sialan mereka semua! Sialan!”

“Bagaimana mungkin aku enggak lolos? Aku sudah belajar setiap hari!”

Menyalahkan sistem, cara belajar hingga orang-orang, tidak membuat keterangan kelulusannya berubah. Ia mencoba menerimanya walau berat.

Namun ketika ia memeriksa halaman website UGM untuk terakhir kali, ia melihat rencana seleksi mandiri yang akan diadakan UGM.

"Seleksi mandiri?"

Ia terus membaca berbagai persyaratan tentang seleksi mandiri tersebut hingga akhirnya ia menyadari sesuatu hal.

"Biaya lagi, biaya lagi. Apalagi sekarang tesnya harus di Jogja..."

Ia kembali terbentur masalah yang serupa, yaitu biaya.

***

Pada saat malam hari, Hasan, Nurlidya dan Hakim saling terdiam. Hasan dan Nurlidya sebenarnya sudah mengetahui kalau anaknya tidak lolos SBMPTN dan lagi-lagi mereka memakluminya.

Lihat selengkapnya