Sepulangnya dari bekerja, Hakim lebih giat berlatih fisik sesuai dengan instruksi Pak Rudi. Bahkan, ketika ia masuk shift dua, ia bahkan menyempatkan berolahraga pagi sebelum masuk kerja. Ia benar-benar mempersiapkannya sangat matang.
Hingga akhirnya tibalah hari pengumuman seleksi. Sejujurnya Hakim tidak ambil pusing, diterima syukur, tidak diterima ya sudah, memang bukan jalannya. Ia tidak memasang ekspektasi yang besar.
Tapi ketika ia membuka pengumuman di internet..
“Aku.. Aku.. Aku diterima???”
Rasa senang dan bangga ia rasakan. Bahkan ia secara tidak sadar berteriak keras yang membuat para pengunjung warnet mendadak heboh.
Ia sangat gembira akan pengumuman ini. Rasanya tidak sabar bagi dirinya untuk memberi tahu hal ini kepada orang tuanya.
***
“Ini benar namamu nak?” Tanya Hasan bingung
“Iya yah, itu nama Hakim. Hakim lolos!” Ujar Hakim riang.