“Abi..” panggil seorang wanita dengan suara pelan sambil membelai kepala Abi.
Merasakan ada seseorang yang sedang membelai kepalanya, Abi pun membuka matanya pelan. Sosok wanita paruh baya yang selalu dilihat Abi tiap hari, duduk di sampingnya. Ibu Iris.
“Kenapa Ma ?” tanya Abi dengan suara serak bangun tidurnya.
“Bangun sayang. Ada Adam tuh di luar.” jawab Ibu Iris.
Mata Abi yang tadinya berat untuk dibuka, langsung otomatis terbuka sempurna. Ia segera bangun dan duduk di tempat tidurnya.
“Gosok gigi dulu sebelum turun. Mama siapin sarapan dulu di luar.” kata Ibu Iris.
“Iya Ma.”
Abi masih terheran-heran. Apakah ini mimpi ? Setelah dua hari Adam hilang tanpa kabar, sekarang ia tiba-tiba datang ke rumah Abi. Jam enam pagi bahkan.
Abi kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan segera gosok gigi dan cuci muka dengan kecepatan kilat. Tak ingin membuat Adam menunggu terlalu lama.
Melihat Abi yang sedang berjalan menghampirinya di ruang tamu, Adam pun langsung berdiri dan melemparkan senyum yang begitu hangat. Seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.
“Bi..” panggil Adam lembut.
Abi menatap Adam heran. “Dam..” balas Abi masih terheran-heran.
Adam kemudian meraih kedua tangan Abi dan menggenggamnya lembut. “Aku mau minta maaf sama kamu Bi. Aku tahu aku yang salah. Harusnya kemarin aku dengerin dulu penjelasan kamu dan nggak kepancing sama emosi aku. Tolong maafin aku Bi.” pinta Adam dengan ekspresi sendu.
Abi masih menatap Adam heran. “Kamu serius datang ke sini pagi-pagi untuk ini ?”
Adam mengangguk. “Iya Bi. Aku sadar aku nggak bisa lama-lama marah sama kamu. Aku udah terlanjur nggak bisa hidup tanpa kamu Bi.” kata Adam dengan ekspresi penuh penyesalan.
Dua sudut bibir Abi pelan-pelan terangkat. Doanya tiap malam rupanya telah dikabulkan. Akhirnya Adam sadar juga.
“Aku udah maafin kamu kok Dam. Aku harap kedepannya kamu lebih percaya lagi ya sama aku ?” pinta Abi menatap Adam dalam.
“Iya Bi. Aku janji nggak akan cemburuan nggak jelas lagi dan akan lebih percaya sama kamu. Pegang janji aku Bi.” Adam lalu mengecup punggung tangan Abi. “I love you.”
Inilah salah satu alasan kenapa Abi begitu berat berpisah dengan Adam. Selain karena sudah terlalu cinta, Adam selalu punya banyak cara untuk mengalihkan semua kesalahannya. Seribu kesalahan Adam akan langsung luntur di mata Abi, ketika Adam kembali memperlakukan Abi dengan lembut.
“Hari ini aku antar kamu ke kantor ya ?” kata Adam.
“Serius ?” tanya Abi tak percaya.
Adam mengangguk. “Iya. Hari ini pokoknya aku bakal jadi sopir pribadi kamu. Seharian penuh.”
“Yes.. Ya udah kalau gitu aku mandi dulu ya ? Nanti aku minta Papa buat temenin kamu di sini.”
“Oke sayang. Tadi Mama kamu juga katanya mau ngobrol soal list undangan. Ada yang mau ditambahin katanya.”
“Oke sayang.” dengan begitu bersemangat, Abi berlari kembali ke kamarnya.
Tak apa semalam tidak mimpi indah, yang penting hari ini bisa dimulai dengan sesuatu yang sangat indah.
*****