Semalaman Abi tidak tidur. Ia terus menangis sampai pagi karena memikirkan Adam. Tahu pasangan selingkuh saja hati sudah terasa tercabik-cabik. Apalagi lihat langsung dia ciuman dengan wanita lain ? Ambyar. Bahkan semua terasa semakin berat karena ia memendam semuanya sendiri.
Hari ini Abi memutuskan untuk tidak masuk kerja. Ia harus bertemu Adam secepatnya untuk meminta penjelasan dan menyelesaikan semua ini. Tanpa memberitahu Adam terlebih dahulu, ia pergi menemui Adam di kantornya.
“Selamat pagi calon istri.” sambut Adam begitu manis ketika Abi masuk ke ruangannya, lalu cipika-cipiki.
Abi hanya membalasnya dengan senyum.
“Tumben kamu pagi-pagi ke sini ? Kamu nggak kerja ?” tanya Adam.
“Ada yang pengin aku omongin sama kamu Dam. Bisa kan ?” jawab Abi.
“Sure.” balas Adam tersenyum sambil mengacak puncak kepala Abi. “Mau omongin apa sayang ?” lanjutnya lembut.
“Kemarin aku lihat kamu pergi sama perempuan lain. Perempuan itu siapa ?” tanya Abi to the point.
“Perempuan ? Perempuan siapa sih ? Salah lihat kali kamu.” balas Adam sangat santai.
“Perempuan rambut sebahu, pakai jumpsuit pink dan sepatu hak krem tiga centimeter.” terang Abi sangat detail dengan pandangan yang tak lepas dari Adam.
Kesantaian Adam mulai tergoncang. “Kamu lihat di mana ?”
Abi bersedekap. “Di SPBU dekat mal galleria plaza dan di depan rumah perempuan itu.” jawabnya sambil menatap Adam tajam.
“Kamu ngikutin aku ?” tanya Adam dengan intonasi yang cukup tinggi.
“Iya.” tegas Abi juga dengan intonasi yang mulai naik. Jujur ia sudah tidak tahan. “Aku lihat dengan mata kepala aku sendiri kamu mesra-mesraan sama dia.”
“Bi aku minta maaf Bi, aku benar-benar khilaf. Satu-satunya perempuan yang ada di hati aku cuman kamu Bi.” kata Adam yang langsung menggenggam erat tangan Abi.
Abi melepaskan genggaman Adam dengan cepat. “Khilaf kamu bilang ? Kamu cium dia juga kamu khilaf ?”
“Iya Bi. Namanya juga laki-laki. Kamu harus maklum dong.” jawab Adam tanpa berdosanya.
Abi menatap Adam tak percaya. Maklum ? Kurang maklum apalagi Abi selama ini dengan semua kelakuan Adam ?
“Selama ini aku memang sering ngalah sama kamu Dam. Aku ikutin semua mau kamu karena aku nggak mau buat kamu marah. Bahkan disaat kamu memperlakukan aku semau kamu, aku diam Dam. Itu semua aku lakukan karena aku cinta dan sayang sama kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu. Tapi apa balasan kamu ? Kamu malah khianatin aku disaat pernikahan kita tinggal dua minggu lagi. Tega kamu Dam !” lirih Abi sambil menahan air matanya.
“Terus kamu mau apa ? Mau batalin semuanya ? Kamu mau batalin pernikahan kita disaat semua undangan udah kesebar ? Disaat semuanya udah siap ? Memangnya kamu mau menanggung malu seumur hidup kamu ?” tantang Adam.
“Lebih baik aku malu seumur hidup daripada harus nikah sama laki-laki brengsek kayak kamu.” untuk pertama kalinya, Abi berani melontarkan kata-kata yang agak kasar terhadap Adam.
“Apa kamu bilang ? Brengsek ?” Adam tertawa sinis. “Ngaca dong Bi ! Kamu pikir kamu suci ? Kamu juga sama brengseknya kayak aku ! Kamu lupa dulu kamu pernah selingkuh di belakang aku sama teman kantor kamu ?” ungkit Adam yang justru balik memarahi Abi.
“Cukup Dam cukup !” Abi kemudian menghela napas panjang. “Kalau memang aku brengsek dan kamu brengsek, untuk apa kita lanjutin semuanya ? Kalau nanti keluarga kita juga hanya akan jadi keluarga brengsek. Lebih baik kita akhiri semuanya, lupain semua rencana pernikahan kita. Mungkin aku memang bukan yang terbaik buat kamu.” ucap Abi.