Bila matahari terus menerus menyinari hidup tanpa kepermisian gelap, agaknya kita telah larut dalam euphoria kemenangan sampai lupa rasa berdarah-darahnya memerangi malam, membunuh sisi gelapnya. Bukankah tersinar benderangpun menghasilkan bayangan? Menghasilkan sisi gelap juga?
Namun Ini kisah tentang malam. Tentang melawan gelap dan keberantakan hidup. Kata orang, manusia memiliki pikiran alam semesta atau disebut Universal Conciousness. Pikiran ini bertanggung jawab mengkoneksikan alam bawah sadar manusia dengan semesta yang agung. Terlihat ajaib, disetiap otak manusia yang kerdil terhubung tanpa kabel penghubung dengan semesta luas diluar sana. Semesta mendukung sebuah ide, gagasan, sugesti, bahkan antipati. Keterpurukan, rasa bersalah, traumatis, sehingga alampun memberikan responnya.
Jauh lebih dalam lagi, ini tentang kisah manusia. Kisah seorang ayah berperang melawan penyesalan dan kegelapan. Tentang ketakutan dan kesempatan.
Suasana langit malam terpancar dengan ratusan bintang mengelilinginya. Montase semesta tergambar cukup indah menghitam tenang. Dari pemandangan itu terlihat rasi bintang menonjol terang berbentuk pisces. Dari semua keindahan itu, terdengar suara langkah lari kaki dengan rerumputan. Dengan hembusan nafas memburu seperti ketakutan. Ben dan Reen berlarian kabur dari jalanan sepi ketengah hutan di desa Sarandjana yang kelam. Mereka telah banyak mengalami hal gila dimalam itu.