Sarandjana : Terjebak Malam

Adam Wiradi Arif
Chapter #6

[5] Selamat pagi, malam!

Ia langsung menuju Ben yang terjatuh di pinggir kolam dengan talanjang dada. Tangan kanannya memegang pinggang kesakitan.

"Astaga papa kenapa?? Ayo pergi dari sini, cepet!!" panik Reen.

"Reen, kamu gak apa apa kan? Baik baik aja kan??" tanya Ben sambil bangkit.

"Pasti orang aneh itu ya?!!" lanjut Reen.

Tiba-tiba Ben menarik Reen mengarah ke kamar atas. Ben di depan & Reen di belakang. Reen sesekali mencuri pandang ke arah Ben. Tiba-tiba Ben mengeluh kesakitan tepat sampai di lantai atas.

"Arrrrgh," keluh Ben.

"Papa kenapa?"

"Sebentar, arghhh...," keluh Ben lagi, Ben lari ke toilet lantai atas.

Tiba tiba suara walkie talkie terdengar, Reen mengambil di tasnya dan menjawab.

"Mbak Reen, disuruh ke atas sama mas Ben, saya sudah titip mie instannya ke mas Ben barusan ya. Kalau mau ada apa-apa lagi hubungi saya aja," ucap pak Atma.

"Hah? Ini papa saya barusan sama saya." ucap Reen panik.

"Loh? Saya barusan ketemu mas Ben diatas," suara pak Atma jelas.

Reen melangkah sedikit demi sedikit ke arah kamar, memang ya ada sandal disitu. Ia mendekati pintu, membuka pintu. Ternyata di dalam memang ada Ben sedang duduk membelakanginya. Reen semakin ketakutan karena ragu. Reen mendekati kasur perlahan.

"Siapa lo?????" teriak Reen takut.

Ben menengok ke Reen perlahan, ketika membalikkan badan, ternyata itu masih Ben.

"Reen? Reen maafin papa,"

"Siapa lo??? Lo bukan papa kan?" ucap Reen dengan suara tinggi.

"Kenapa? Ini papa," ucap Ben bingung.

"Jangan bohong!!!" teriak Reen.

Ben mendekat, menenangkan Reen.

"Kamu kenapa? Ini papa."

"Bohong!!!" lanjut Reen makin meninggi suaranya.

"Ini papamu!"

"Buktiin!!" tegas Reen memastikan.

"Umur 8 taun kamu pernah nginjek pup kucing, panik, lari-lari malah kecebur got. Kan papa yang nolong" jelas Ben.

Dengkul Reen melemas, membayangkan siapa yang dengannya dibawah kolam sampai ke atas tadi.

"Terus tadi siapa?" ucap Reen mulai stres.

Ben menutup pintu, menguncinya.

"Udah udah, kamu kayaknya lagi cape deh," tenang Ben sambil memegang bahunya.

"Papa aku mau pulaaang," keluh Reen takut.

"Udah terlalu malem Reen. Bahaya nanti kalau ada begal gimana?" ucap Ben sambil mengusap rambutnya.

"Pah, kita harus pulang sekarang juga! Ayo cepet!!!" Reen menarik-narik tangan Ben.

Dukdukdukduk!!!

Tiba tiba ada suara gebrakan pintu. Ben dan Reen saling lihat-lihatan. Ben perlahan mendekati pintu.

"Siapa?? Woyyy!! Jangan becanda woy!!"

Dukdukdukdukduk!!!

Ada lagi suara gebrakan pintu. Tak lama terdengar suara teriak dari pak Atma.

Beeen...Beeeen,

Ben mendengar suara itu, ia membuka pintu, suara pintu khasnya terdengar.

Ngiiiik

Ben menoleh kanan, kosong. Hanya lorong kamar terbuka dengan balkonnya. Perlahan lagi menoleh ke kiri kosong juga. Tidak ada apa-apa. Ia agak kedalam kamar, memerintah Reen.

Lihat selengkapnya