Ben dan Reen melanjutkan perjalanan dan mulai merasa aman. Mereka melewati gerbang, memasuki vila. Pak Atma muncul,
"Saya sudah bilang jangan keluar malam-malam!" ucap Pak Atma.
Ben tiba tiba memukul lagi pak Atma hingga mental kebelakang, pak Atma tetap tak membalas.
"Pukul Ben, pukul! Gunakan emosi kekanak-kanakanmu! Saya sudah bilang jangan keluar!"
Reen melihat petugas ambulan berdiri dipagar, memberitahu Ben.
"Pah, dia lagi!" ucap Reen.
"Saya yang hadapi," sambil menahan sakit hidung yang dipukul Ben.
Pak atma mendekati petugas ambulan. Dari kejauhan terlihat mereka berdebat. Akhirnya petugas itu pergi. Pak Atma kembali lagi.
"Tenangkan diri kalian, Saya tau apa yang kalian alami." ucap pak Atma berusaha menenangkan.
"Lalu kenapa bapak biarkan kami nginap disini?" teriak Ben.
"Saya tidak pernah menyangka diri kalian yang lain berbahaya!! dan juga, bukan saya yang membiarkan kalian disini! Bukan saya yang harusnya kalian takutkan!"
Pak Atma tiba-tiba mengalihkan pandangan mereka dengan tangan yang mengibas didepan kedua mata Ben & Reen.
"Yasudah, tenangkan diri kalian. Mobil kalian sudah saya perbaiki. Sebentar,"
Pak Atma kedalam, ke lemari mengambil sesuatu. Tatapan Ben dan Reen kosong.
"Ganti pakaian segera agar dijalan tidak mencurigakan. Pakaian kalian sudah lusuh," ucap pak Atma.
Ben & Reen mengganti pakaian mereka dengan pakaian yang diberi pak Atma. Mereka masuk mobil, menyalakan mesin. Mobil menyala. Segera mobil melaju.
Mobil melaju dengan pasti melewati jalan-jalan yang mereka lewati sebelumnya saat berangkat. Plang-plang pengarah vila terlewati, mereka semakin tenang.
"Kamu gapapa?" tanya Ben.
"Gatau." jawab Reen.
Tiba-tiba walkie talkie di tas bersuara.
"Cek cek, mbak Reen?" bunyi walkie talkie itu.
Reen membuka tas,
"Loh ini masih disini ternyata?"
"Mbak Reen, Ini mie instannya udah saya titip ke mas Ben ya diatas," suara pak Atma jelas.
"Hah? Mie instan? Pak Atma, kan saya baru pulang tadi. Kan pak Atma yang anterin tadi gimana sih," jawab Reen.
"Lah? Kapan pulangnya? Mobil kalian masih disini. Mas Ben masih diatas,"
"Apaan sih pak, orang mobilnya saya bawa," ucap Reen.
"Nih mba Reen sebentar, plat nomornya DE 3231 BDE. Betul gak?" tanya pak Atma.
"Bacot lu!!" kesal Ben, mengambil walkie talkie dan mematikannya. Reen memandang Ben.