SARI, Arwah Penasaran yang terundang

Efi supiyah
Chapter #8

PENCURI B*GIL YANG TERPERANGKAP DI RUMAH TARGETNYA


Belum sampai ia melangkah tiba-tiba tatapannya terbentur pada sosok perempuan yang entah darimana datangnya, mendadak sudah berdiri tepat di pintu penghubung ruang ramu dan ruang tengah. Sosok perempuan berbaju putih itu telah menghalangi jalannya.

Tanpa bisa menyembunyikan kesiap kaget, lelaki itu menatap tubuh semampai di depannya yang juga tengah menatap tajam ke arahnya. Perlahan tangannya meraba golok yang terselip di pinggangnya.

Dia harus berpikir cepat di tengah kebingungan karena ajian sirepnya ternyata tidak mempan pada gadis yang kini tengah berdiri di depannya.

Dia ingat Yu Marni mengatakan putri sulung pemilik rumah besar ini sudah berusia remaja. Mungkin gadis di depannya ini yang dimaksud.

Perlahan, tanpa kata lelaki itu mendekat. Dengan tangan yang masih menggenggam erat bilah golok miliknya, ia bermaksud menakut-nakuti gadis itu agar bungkam dengan sengaja memperlihatkan golok itu padanya.

Si gadis melirik sekilas golok di tangan sang pencuri. Hanya sekilas, tanpa reaksi ketakutan seperti yang diharapkan si pencuri yang tengah tertangkap basah itu. Lalu pandangan mata si gadis justru merambat menyusuri tubuh yang nyaris b*gil di depannya, sebelum akhirnya tepat memandang mata sang pencuri, dengan pandangan menggoda.

Glek!

Tanpa sadar, karena deraan rasa panik yang tiba-tiba menyelinap membuat si pencuri menelan ludah. Tapi dia tidak boleh kalah oleh tatapan menggoda itu. Mbah Sarji, guru spiritualnya mewanti-wanti agar dia tidak sampai melanggar kesucian perawan yang bukan haknya secara sah, agar semua ilmu yang ia dapatkan dengan susah payah dan penuh pengorbanan itu tidak musnah secara sia-sia.

Kesempatannya untuk berhasil keluar dari rumah besar itu dengan membawa semua hasil jarahannya adalah hanya dengan menguatkan dirinya sendiri juga membuat gadis yang seolah menantangnya itu takluk dan tunduk padanya.

"Siapa kamu?" tanyanya tegas seraya menunjuk si gadis dengan ujung golok berwarna keperakan setelah berhasil menata perasaannya yang tadi sempat kacau.

"Sari .." jawab si gadis dalam desisan, seiring berhembusnya angin dingin yang membelai tengkuk dan tubuh tanpa pelindung sang pencuri.

"Kamu penghuni rumah ini?" Si gadis mengangguk. Tatapan mata menggodanya masih terhujam ke arah sang pencuri.

"Kalau begitu, balik badan! Antar aku keluar dari rumah ini! Jangan berisik, atau aku bacok kamu dari belakang!" perintahnya penuh ancaman. Tanpa membantah si gadis berbalik dan mulai melangkah pelan.

Dengan langkah pelan dan penuh kewaspadaan, si pencuri berjalan mengikuti ayunan langkah si gadis. Sesekali menguar harum melati dan kenanga seiring hembusan angin dingin tak biasa yang entah berasal dari mana.

Lihat selengkapnya