Setelah pelajaran matematika, Jonas ceria sekali. Ditatapnya selembar kertas ulangan itu. Senyum simpul terlintas di wajahnya. Bu Jupe yang baru saja berlalu sampai geleng-geleng kepala dibuatnya.
"Tuh kan, gua tuh emang pinter. Lo orang aja yang nggak percaya," katanya sombong. Ia membusungkan dada hampir menyamai perutnya yang buncit itu. Jonas mengangkat kertas ulangannya itu lalu mengibas-ngibaskannya ke arah kami yang masih berada di dalam kelas. Sejujurnya, kami juga ikut senang. Jonas jadi pintar secara instan.
Jonas adalah kakak kelasku di SMP yang dulu. Dia tidak naik kelas, tapi tidak tahu satu kali atau dua kali. Aku tidak berani bertanya. Jonas lahir pada tahun 1993. Sementara rata-rata angkatan 2010 ini lahir pada tahun 1995. Coba hitung saja sendiri. Aku tidak berani mengeksekusi.
Setiap hari, Jonas hanya tidur di kelas. Sebab setiap malam ia menjaga warnet milik keluarganya. Lokasi warnetnya tepat di sebelah Hotel Marcopolo. Kalau tidak tidur, keliling-keliling dan bertandang ke meja cewe-cewe cantik, paling-paling dia pesan mie double di kantin sekolah. Mie double adalah sarapan sehari-harinya.
Baru kali ini kulihat Jonas benar-benar belajar. Ia mendapatkan skor 80 atas ulangan matematikanya. Sebenarnya aku tahu bahwa Jonas adalah anak yang cerdas. Waktu tes IQ dulu di SMP, ia mendapatkan skor tertinggi kedua di angkatan kami. Hanya, aku juga bingung kenapa dia bertingkah seperti ini.
Selvi yang tengah makan bekalnya marah bukan kepalang. Sebab kertas ulangan yang sedang kibas-kibaskan itu itu mengenai kuncir rambutnya. "Heh, Jonas! Gua lagi makan!"
Meski berbadan paling kecil, Selvi ini galaknya bukan main. Kalau sudah berteriak atau tertawa, suaranya sebelas dua belas dengan Maya. Melengking betul.
"Sori, Xiao Mei." Jonas meminta maaf. Kemudian, ia mengulang lagi apa yang dilakukannya, namun lebih hati-hati.
Xiao Mei adalah nama pesbuk Selvi. Waktu awal-awal dia meminta pertemanan di pesbuk, aku sempat bingung. Karena jauh betul nama asli dan nama pesbuknya. Akhirnya, dia memberikan penjelasan. Xiao itu artinya kecil. Jadi, Selvi itu adalah anak bungsu. Karena itu nama pesbuknya Xiao Mei. Tapi, tetap saja menurutku tidak nyambung.
Aku yang tengah memperhatikan perilaku Jonas itu tiba-tiba dikejutkan dengan rencana Maya. Kebetulan Alfi sedang makan nasi campur bersama anak laki-laki yang lain.
"Feb." Maya memulai obrolan. Matanya melihat Selvi sambil menyunggingkan senyum tersirat. Sepertinya dia memikirkan suatu rencana besar. "Gimana kalo kita jodohin Selvi sama Alfi?"
"Kenapa gitu?" Aku malah berpikir untuk menjodohkan dia dengan Felix. Karena Felix sendiri pernah cerita kalau dia naksir sama si kaki kursi ini.
"Ya kan mereka bedua sama-sama kecil. Gimana?"
"Gimana caranya?"
"Nggak tau, tapi gua liat-liat mereka cocok sih. Kayak Justin Bieber sama Selena Gomez. Nah si Alfi kita panggil Justin Bleber, kalo Selvi kita panggil Silena Gemez. Tapi diorang nggak boleh tau. Ntar lah, kita omongin lagi ke Della sama Vira."
Aku mengangguk. Mengangguk hanya untuk mengakhiri rencana aneh itu. Kalau dia berencana menjodohkan mereka berdua karena tubuh mereka yang sama-sama kecil, aku akan menjodohkannya dengan Felix. Alasannya mudah, sama-sama Batak. Felix juga ada darah suku Batak mengalir di tubuhnya.