Selasa, 14 Februari
Aku sebenarnya ingin tak masuk sekolah. Ketakutan untuk tampil menyanyi di lapangan sampai terbawa mimpi. Di mimpi itu, aku tidak bisa mengeluarkan suara. Tak ada lantunan lirik yang keluar dari pintu bibirku. Orang-orang menertawai, mencemooh kelasku mengapa bisa memilihku menjadi perwakilan mereka.
Hari ini pasti hari yang memalukan. Aku tidak bisa bernyanyi. Tapi entah mengapa, hati nurani memaksaku untuk pergi.
Setiba di sekolah, segala dekorasi yang bertemakan tentang cinta sudah menghiasi lapangan sekolah. Ada karpet merah untuk lomba Fashion Show, ada mic, speaker, dan gitar listrik untuk lomba menyanyi. Perasaanku makin deg-deg an. Makin tak karuan. Ingin rasanya cabut dari kelas lalu meninggalkan sekolah ini secepat mungkin.
Aku duduk di bangku. Terdiam hanya menatap papan tulis yang terasa sendu dalam pikiran. Di kelas hanya ada Yola dan Rani. Memang mereka berdua selalu datang lebih pagi dari pada yang lain.
Asyik betul rasanya jadi mereka berdua. Bisa sumringah pagi-pagi begini tidak ada beban yang mendera. Rani membalikkan tubuhnya ke meja Yola, berbincang tentang topik yang tak kuketahui jelasnya.
"Jadi nyanyi, Feb?" tanya Yola senyum-senyum. Meledek betul wajahnya. Yola ini salah satu fans berat Sandy. Pernah aku memergoki Yola dan Rani sedang memandangi Sandy gitaran sambil bernyanyi. Banyak betul fans Sandy. Cowok ganteng memang begitu. Ada satu kekurangan Sandy yang terkadang membuatku menaikkan alis. Dia suka sekali menirukan program televisi yang ia tonton dengan meng-update status di pesbuk.
Awas ada sule!!! Wqwqwq..
Huft.. Gx ada temen cmzan. Sepi betul hp g.. T.T
Qlo pake softlen keren kali y.. Hwehehe :)
"Harusnya tadi gua nggak sekolah. Nyesel gua dateng. Apa gua kabur aja kali ya? Tapi kamu orang jangan bilang-bilang kalo gua sempet dateng ke sekolah. Ntar Bu Anna marah lagi."
"Aih, nggak berani lah gua. Ntar gua sama Rani lagi yang kena." Yola menolak permintaanku.
"Huh.. Gimana ya? Pusing loh pala gua. Nyanyi lagu apa coba. Gua nggak bisa nyanyi malah ikut lomba nyanyi. Harusnya Sandy ini yang nyanyi, bukan gua."
"Udah gausa pusing, gua temenin aja, mau nggak?" Rani tiba-tiba menawarkan diri.
"Beneran Mimiqu?"