Hari ini sekolah Kotak Sabun sedang ada rapat guru. Menyenangkan sekali jika hal ini terjadi setiap hari. Sekolah Kotak Sabun memang beda dari sekolah lain. Di saat anak-anak sekolah lain pulang pukul 1 siang, kami pulang pukul 3 sore. Pulang ke rumah duduk sebentar, petang sudah tiba. Menyebalkan bukan?
Namun, hari ini berbeda. Setelah istirahat kedua, tepatnya pukul setengah satu siang, anak-anak diizinkan pulang lebih awal. Bersorak ria hati kami. Momen ini jarang sekali terjadi.
Jam kosong sekolah Kotak Sabun pun tidak menyenangkan seperti sekolah lainnya. Kami tetap diberikan tugas yang bejubel. Enaknya itu kalau tugasnya mencatat, Oliv pasti sebal betul karena kami kacangin selama pelajaran kosong itu berlangsung. Mencatat saja dia di papan tulis, kami sibuk ngobrol ceria. Paling-paling pencatat setianya hanya Vanes, Selvi, Sheny, dan Rika.
Muka-muka ceria kami sebenarnya mulai terpampang saat kabar burung ini terdengar. Vira yang kebetulan dekat dengan kakak kelas menjadi informan terpercaya. Pada saat istirahat pertama dia tergopoh-gopoh naik ke lantai 3 hanya untuk memberikan informasi ini.
"Weehhh!! Katanya ya hari ini kita abis istirahat kedua pulang!" Suaranya terengah-engah. Maklum saja, badan Vira yang semok ini memang jarang olahraga. Rok yang belum genap satu tahun ia kenakan, sudah terlihat sempitnya.
"Sumpah demi apa lo?" Della tidak percaya. Sebab hal ini memang jarang terjadi. Guru pergi ke dinas saja, kami diberikan tugas bejubel. Apalagi pulang cepat, ini pasti kesalahan.
"Sumpah demi Allah gua, Del. Gua barusan dikasih tau sama Paula diorang."
"Gosip sih, Vir!" sergah Maya. "Mana mungkin kita pulang cepet. Kita ini diciptakan untuk jadi akuntan yang andal!" Gaya betul Maya ini bicaranya.
Saat mereka bertiga sedang membicarakan gosip pulang cepat, Alfi masuk ke kelas sehabis dari kantin, biasa makan nasi campur andalannya. "Ada apa weh?"
"Vira bilang kita abis istirahat kedua bakal pulang. Katanya ada rapat." Maya menyahut.
"Nah ini ada si Alfi," kata Vira. "Bapak dia kan TU di sini. Kamu orang tanya aja sama dia kalo nggak percaya."
"Iya, kata bapak gua emang pulang cepet hari ini. Mau ada rapat, buat kakak kelas kita UN."
"Tuh kan! Kenapa sih kamu orang ini nggak percayaan betul sama gua!" Vira tersinggung. Karena sudah letih berlari menuju lantai tiga, berita yang dibawa pun tak dipercaya.
Della memegang bahu Vira dengan kedua tangannya. "Maap woi, maap. Ya lo tau lah sekolah kita ini gimana. Belajar terus sampe mampus.. Wehehehe..."
"Vir, kita orang ini sebenernya percaya kok sama lo. Kita orang cuma bercanda." Maya menjelaskan. Munafik sekali Maya ini, padahal tadi dia yang menuduh Vira menyebarkan gosip.