sari pati

F. Chava
Chapter #28

Rumah Linka

Demi meluluhkan hati Sheny yang marah karena kejadian karaoke kemarin, akhirnya aku mengusulkan untuk bermain ke rumah Linka di Sabtu siang. Kebetulan jarak antara rumahku dengan rumah Linka tidak jauh. Cukup berjalan sepuluh menit, aku sudah tiba di sana.

"Mana yang laen? Belom pada dateng tah?" tanyaku di muka pintu rumah Linka. Belum ada satu pun sepasang sandal yang tergeletak di teras rumahnya.

"Belum. Kayak nggak tau diorang aja," jawab Linka. Ia masih mengenakan kaus lengan pendek berwarna putih. Sudah pukul sepuluh pagi, ternyata Linka belum mandi.

"Woi udah jam berapa ini! Masa belum mandi. Ckckck.."

"Ya namanya juga libur, bangun siang dong.. Ini gua baru bangun pas lu dateng. Kalo lu nggak dateng, belum bangun gua."

Di antara mereka, memang aku yang paling rajin. Bukannya sombong, tapi inilah kenyataannya. Aku tidak pernah bangun di atas jam 8 pagi. Bahkan semenjak menggilai gitar aku pernah terbangun jam 3 pagi, lalu berlatih gitar sampai matahari terbit.

"Lu duduk dulu ya, gua mau mandi. Takut kalo diorang dateng," kata Linka kemudian segera pergi.

Aku duduk sendirian di ruang tamu rumahnya. Tidak banyak yang bisa kulakukan. Untuk menghabiskan waktu, aku menyumpal telinga dengan earphone yang kebetulan kubawa.

Video instrumental gitar yang Sandy berikan kepadaku ternyata adalah lagu Korea yang dipopulerkan oleh Boy Band yang bernama BIG BANG. Judul lagu tersebut adalah Haru Haru yang berarti selamat tinggal. Aku tidak begitu paham soal Boy Band dan lagu-lagunya. Sandy yang menjelaskan, aku percaya saja.

Suara motor mendekat. Di ujung sana aku melihat Rika datang berboncengan dengan Sheny. Ia menepikan motornya itu tepat di samping pintu ruang tamu.

"Lama sih kamu orang ini. Janjinya jam berapa coba!" Aku menggerutu. Bukan sekali dua kali hal ini terjadi. Datang ke rumahku saja, mereka pernah terlambat satu jam dari waktu yang sudah dijanjikan.

"Maaf," kata Rika santai. Sudah berulang kali aku mengalami kesal seperti ini. Dari kami berlima hanya aku yang selalu tepat waktu.

"Linka mana?" tanyanya.

"Lagi mandi."

"Ohhh. Dari jam berapa lu Feb udah di sini?"

"Udah setengah jam."

"Ohhh," jawab Rika diiringi langkah mereka yang memasuki ruang tamu dan ikut duduk bersamaku.

Merasa tak ada topik pembicaraan, aku kembali fokus dengan layar hp yang tengah memutar video Sungha Jung bermain instrumental gitar. Video yang sama, rasa kagum yang sama. Tidak ada yang berubah selain makin mengaguminya.

Sepuluh menit kemudian, Linka muncul dari kamarnya dengan rambut yang masih basah. Ia mengusap-ngusap rambut panjangnya itu dengan handuk tebal supaya tidak ada lagi air yang menetes dari rambutnya.

"Selvi belum dateng?" tanyanya.

Lihat selengkapnya