Sari

Syarifah Suharlan
Chapter #4

Ekspedisi Ke Wilayah Timur

EKSPEDISI KE WILAYAH TIMUR

 

           Brak...pring...brak..aku terbangun dengan bunyi suara yang cukup gaduh terdengar di luar ruangan kamar tidurku, aku mencari jendela kecil yang menghadap ke arah luar. Jendela kecil itu agak tinggi hingga aku harus menggunakan kursi untuk menumpukan kakiku dan berdiri demi melihat apa yang terjadi di luar sana. Aku melihat 6 karung besar yang sedang dibungkus, dirapikan, diikat lalu dinaikkan ke dalam gerobak-gerobak terbuka dari kereta kuda, keadaan di luar masih gelap, hanya penerangan dari obor-obor yang di bawa oleh beberapa hulubalang yang dapat menerangi keadaan di luar sana. Kenapa mereka sudah siap akan bergegas pergi. Seingatku Pangeran Mozine tidak bilang akan pergi saat di luar masih gelap, untuk ekspedisi ke wilayah timur ini, namun aku belum tahu pasti untuk apa ekspedisi itu dijalankan, dan mengapa harus membawa aku dalam menyertainya bukankah aku bisa saja ditinggal disini lalu ditawan dan dikunci di ruangan ini bila dia mengkhawatirkan aku akan kabur, aku coba berfikir lagi namun aku belum juga mengerti.

           “Ini tidak bisa begini!!!” keras suara dari luar yang kudengar dari dalam kamarku.

           “Mengapa harus secepat ini kalian menyiapkannya bukankah berita dari merpati pos kemarin akan diberangkatkan siang nanti...!” ucap si suara keras itu lagi.

           Terdengar langkah menjauh, tak lama lagi ada dua langkah kaki yang mendekat dan mengetuk pintu, secepatnya aku berjalan menghampiri pintu dari tempat jendela kecil yang aku tempati tadi saat melihat situasi, dan membuka pintu, Zhao Rugua dan Zhufan Zhi tegap berdiri di hadapanku.

           “Bersiap-siaplah sebentar lagi kita akan berangkat, kemasi apa yang harus kamu bawa, kita akan berangkat saat ini juga sebelum matahari terbit kita harus sudah sampai di wilayah timur, dayang Yunatzi akan membantumu mengemasi apa yang akan kamu bawa,” perintah Zhao Rugua menjelaskannya padaku.

           Aku tidak bisa berkuda, bagaimana kalau aku diperintahkan untuk naik kuda seperti Pangeran Mozine yang kulihat pertama kali saat kami terlontar melalui lorong waktu dari lorong candi. Dayang Yunatzi memintaku keluar dari kamarku untuk mengunjungi kawan-kawanku di bagian sayap barat, aku terlonjak senang, ya aku harus bertemu mereka sebelum aku pergi, aku khawatir bila akan terjadi sesuatu padaku nanti. Aku mendapati kawanku Eti, Tiwi, Zahid, Levi dan Magfur dalam keadaan baik, kami berangkulan untuk meredam keharuan dan kegelisahan kami mengapa kami bisa ada disini, Zahid meminta kami duduk melingkar, Dayang Yunatzi memperhatikan dari depan pintu.

           “Kita harus cari tahu apa penyebab kita terlontar di abad lampau ini,” bisik Zahid pertama berbicara

           “Karena batu Zamrud hijau itu,” ucap Tiwi

           “Tetapi kenapa batu itu hanya bereaksi saat tangan Zahid menyentuhnya dan menarik kita bersama hingga kesini,” tanya Eti.

Lihat selengkapnya