1. Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW
Topik tentang memahami Hadis Nabi Muhammad Saw. senantiasa mengundang perhatian. Pembahasan tentangnya merupakan keseruan tersendiri. Hal itu disebabkan bahwa hampir semua gerakan pembaruan Islam dimulai dari topik ini, yakni bagaimana memisahkan antara hadis yang valid dan hadis yang tidak valid. Perbedaan pendapat di kalangan ulama juga terjadi akibat persoalan hadis ini. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Pertama, tidak seperti Al-Quran, Hadis Nabi Saw. tersebar dalam sembilan kitab hadis utama atau primer (al-kutub al-tis’ah) dan sejumlah kitab hadis sekunder. Tentu saja sulit untuk melacak kedudukan atau keberadaan suatu hadis dibanding melacak satu ayat Al-Quran.
Kedua, tidak seperti Al-Quran yang telah diterjemahkan dan juga banyak kitab tafsir yang sudah diterjemahkan pula, sembilan kitab hadis utama tersebut belum seluruhnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kemuskilan semakin bertambah mengingat kitab syarah (penjelasan) dari masing-masing kitab utama tersebut belum pula diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Soalnya, memang repot menerjemahkan berjilid-jilid kitab-kitab tersebut. Kalaupun sudah diterjemahkan, apa ada penerbit yang mau menerbitkan dan apa ada pembaca yang mau merogoh koceknya untuk membeli puluhan jilid kitab-kitab tersebut? Bukankah kita lebih senang belajar sesuatu secara instan?
Walaupun begitu, baiklah, dengan risiko mengundang perdebatan dan disalahpahami, saya akan memilih topik-topik yang menarik untuk disajikan ke hadapan pembaca sekalian.
Sembilan Kitab Hadis Utama
Saya akan sajikan daftar sembilan kitab hadis utama. Mohon diingat bahwa urutan atau hierarki sembilan kitab hadis ini berbeda-beda, tergantung pandangan ulama tertentu. Maksud saya, boleh jadi ada yang menaruh Shahih Al-Bukhari pada urutan pertama, tetapi ada pula yang menaruh Shahih Muslim pada urutan pertama. Begitu selanjutnya. Karena saya tidak bermaksud membandingkan keutamaan satu kitab dari kitab yang lain (perlu tulisan tersendiri soal ini), saya sajikan saja daftar ini apa adanya sesuai abjad nama pengarang (penerbit dan tahun diterbitkannya sesuai yang ada pada saya), tanpa mempertimbangkan hierarki.
a. Abu Dawud, Sulaiman, “Sunan Abi Dawud”, Al-Maktabah Al-‘Ashriyah, Beirut, 1952.
b. Bukhari, Abu ‘Abdallah Muhammad bin Isma’il Al-, “Shahih Al-Bukhari”, Dar Al-Qalam, Beirut, 1987.
c. Darimi, Abu Muhammad Al-, “Sunan Al-Darimi”, Dar Al-Kitab Al-‘Arabi, 1987.
d. Hanbal, Ahmad bin, “Musnad Al-Imam Ahmad”, Al-Maktabah Al-Islami, n.d.
e. Ibnu Majah, “Sunan Ibn Majah”, Dar Ihya Al-Turas Al-Arabi, 1975.
f. Malik, Imam, “Al-Muwattha’”, Al-Syirkah Al-‘Alamiyah, 1993.
g. Muslim, “Shahih Muslim”, Dar Ihya Al-Turas Al-‘Arabi, 1972.
h. Nasa’i, “Al-Sunan Al-Nasa’i,” Dar Al-Basya’ir Al-Islamiyah, 1986.
i. Tirmidzi, Abu ‘Isa Muhammad At-, “Sunan Al-Tirmidzi”, Dar Al-Fikr, Beirut, 1980.