SASAR

ALDEVOUT
Chapter #10

Tulah (9)


9


Menenangkan. Birunya air, wangi kolam renang pada umumnya, dinding atau lantainya berwarna biru terang yang sangat menyegarkan.

Rambutnya basah, tangannya tak bergerak dan hanya ujung kaki yang sedari tadi bergerak seperti duyung.

Tanpa kacamata renang, tanpa penyumbat telinga karet, tanpa alat bantu lainnya. Oh iya, tanpa teman juga.

Kolam ini awalnya sekitar satu meter, namun jika menelusuri lebih jauh lagi, perlahan-lahan satu meter tadi akan bertambah dalam sampai akhirnya mencapai ke dalaman dua meter dua puluh sentimeter.

Bentuk kolamnya persegi panjang, cukup ramping. Jika di kira-kira, lebar kolamnya setara enam meter, dan panjangnya mungkin kurang lebihnya sekitar empat puluh meter.

Sangat luas, bukan? Apalagi untuk menampung empat kelas yang total anaknya seratus dua puluh anak.

Tak perlu rapat melekat satu sama lain saat akan dimulainya pembelajaran seperti hari-hari yang lalu. Hari ini pembelajaran dilakukan dengan sangat lega.

Dan mengejutkannya si anak pemilik rumah berkata kalau makanan berat sampai ringan pun akan disajikan.

Menakjubkan, anak tersebut menyuguhkan makanan ringan yang bentuknya familier namun rasanya di luar dugaan.

Meski krim yang umumnya sering membuat tak nafsu makan lagi untuk kesekian potongnya, krim yang ada pada kue Caca ini melahirkan kenikmatan yang luar biasa.

Kue dilapisi krim keju putih dan bolu berwarna coklat kemerahan, atau merah. Ini adalah kue red velvet.

Enak banget rasanya!

Minuman bisa meminta sendiri ke dapur yang tak kalah berkelas juga. Sekali mengelap meja dapur, bisa bercermin sewaktu-waktu.

Bella telah melakukan praktiknya, yaitu renang gaya katak, punggung dan yang terakhir gaya bebas. Sayangnya gadis ini hanya bisa melakukan gerakan renang gaya katak, dan selebihnya gagal.

Saat ini Bella sedang mendamaikan hati dan pikirannya.

Ia tak memedulikan anak laki-laki telanjang dada bermain-main, atau anak perempuan yang keasyikan mencomot makanan dan memfoto sudut-sudut rumah Caca.

Walaupun banyak percikan air yang mengenai tubuh Bella, ia hanya diam selayaknya dinding, padahal dirinya juga terganggu.

Ada suara "Oi!" Dan "Hei!". Riuh rendah sampai-sampai Bella ingin menutup mulut mereka dengan selotip.

Untuk meredam kebisingan tersebut, Bella memutuskan untuk berenang ke dasar, kemudian ke permukaan, ke dasar lalu permukaan.

Menurutnya, rambut yang menyelimuti kepalanya akan mengeluarkan banyak gelembung udara yang berisi kepenatan.

Sinyal otaknya merasa lebih baik jika kegiatan tersebut dilakukan.

Bella sebenarnya sadar bahwa dirinya masuk ke kandang musuhnya, tapi... pikiran yang berlebihan seketika hilang saat ia menyatu dengan air.

Satu tarikan napas menyelam menuju dasar lantai yang lebih dari tinggi badanku. Aku sedang berada di area terdalamnya. Masih ada segerombolan cowok mengambang di permukaan, tapi mereka nggak mengganggu.

Apa aku bisa terbilang aneh? Aku tadi melihat kalau nyaris setengah populasi anak perempuan seangkatanku memandang pesona tubuh laki-laki, padahal mereka timbul enam polisi tidur gara-gara kurus kering kerontang. Ah, apa aku yang aneh, ya?

Bella berenang ke permukaan mengambil napas dalam-dalam lalu menyelam hingga menyentuh lantainya lagi.

Setiap detik napas yang aku peroleh ini sangat membantu untuk hidup. Hidup yang aku peroleh ini sangat membantu untuk mendapatkan sebuah pengalaman. Pengalaman yang aku peroleh ini sangat membantu untuk mendekatkan diri pada sebuah kedewasaan.

Bella berenang ke atas permukaan. Dan dengan cepat mengambil napas lalu menyelam kembali secara perlahan.

Gadis ini mencoba menggali jati diri dan membuat gelembung-gelembung agar masalah hidupnya melayang pergi.

Kedewasaan yang aku peroleh nanti sangat membantu untuk mempersiapkan diri pada sebuah tanggung jawab besar. Tanggung jawab besar yang aku peroleh kedepannya akan sangat membantu untuk menyadarkan pola pikir yang ada.

Bella berenang ke atas dan kemudian menyelam.

Pola pikir yang aku peroleh akan sangat-sangat membantu untuk menghadapi masalah kehidupan yang kemungkinan besar akan dilalui olehku. Pokoknya, apa yang dilakukan di dunia ini penuh dengan permainan.

Gadis tersebut terus menerus melakukan itu—ke dasar lalu ke permukaan.

Sampai pada saat ia akan mengambil napas... mendadak seseorang menarik kakinya. "Uwa!" Suara tak terdengar jelas oleh teman-temannya karena air.

Bukannya berhasil mengambil napas, ia malah menelan begitu banyak air. Karena tidak siap, air terus masuk menjelajahi organ Bella.

Tenggorokannya tersekat, seketika rasanya mati rasa. Ia mulai kehabisan napas dan kelopak matanya berangsur menutup.

Tidak ada kegiatan bernapas atau usaha untuk berenang ke atas, gadis tersebut lemas.

Tenggelam, dan akan mati.

Lihat selengkapnya