6+1
Terbangun dalam kelelahan. Mata yang rasanya membengkak. Sembiluan luka membuat Keisha tampak teler.
Tenggorokannya kering, tubuhnya seakan keseleo.
Melirik ke kanan, ia menangkap sebuah pigura berisi pengantin yang ternyata si wanita memang bukan Ibunya.
Dalam hampa pandangan menatap langit-langit, seseorang membuka pintu kamar. Keisha masih melamun.
"Kau baik-baik saja?" tanya si wanita tadi.
Kalimat singkat tersebut membuat Keisha sesenggukan. Ia menggeleng terus menerus sambil mengatupkan mulutnya rapat.
Bantal mulai hangat yang penyebabnya pasti karena Keisha sudah lama berbaring.
Si wanita turut menitikkan air mata. Seraya membenahi pakaian blus terusan merah bermotif garis-garis yang dikenakan Keisha, dengan berat hati ia mulai bertanya lebih dalam, "Apa kau mau menceritakannya padaku?"
Lalu Keisha bangkit setengah badan dan memeluk si wanita erat-erat. Tanpa lelet, si wanita membalas pelukan seraya mengelus punggung Keisha, "Tak apa, kau bisa menceritakannya kalau sudah siap."
Keisha kembali menggeleng. Seduh-sedan Keisha terdengar sampai diluar kamar. Beberapa satpam dan si pria mencoba menguping soal apa yang terjadi.
"Maaf. Maaf aku sudah menerobos masuk...."
"Tak apa, sungguh. Kau demam, aku tak memberatkan soal ini," kata si wanita, mencoba menangkap wajah Keisha yang kacau-balau. Lalu menyugar rambut Keisha.
"Aku dirogol."
Dua kata yang membuat si wanita tersentak. Napas keluar dari mulut berkali-kali namun gagap.
"Tolong, tolong aku. Tolong antarkan aku ke rumah Ibuku," pinta Keisha sembari menyedot ingusnya.
Si wanita tak tahu harus berkata apa, tak tahu harus merespons apa, dia hanya bisa trenyuh. "Oke, sekarang juga," kata si wanita dengan gagap. "Tapi minumlah air dulu."
Keisha menenggak dengan cepat. Memang sudah lama ia kehausan. Kau anak yang kuat, batin si wanita.
×××
Aku hanya perlu menceritakan ini pada Ibu, batin Keisha. Ini mudah, kan?
Sari sudah menggiring Keisha masuk ke dalam rumah. Kotak P3K ada di meja ruang keluarga.
Peralatan medis mulai dipadu padankan sesuai fungsinya.
Keisha masih tak menyangka ternyata benar kata Tony. Orangtua sebenarnya tidak buruk-buruk amat. Semua tergantung situasinya.