saṃsāra

Oleh: Arai Amelya

Blurb

Seperti seekor serigala yang berdarah dingin, seperti itulah seorang Iptu Eren Samudera Wiryawan berhasil menyelesaikan seluruh kasus yang tiba padanya. Kecerdasan di atas rata-rata membuatnya berada di posisi Perwira dengan masa depan paling gemilang. Namun raihan sempurnanya tercabik saat adik satu-satunya, Tiara Siren Wiryawan, menjadi korban pemerkosaan hingga mengalami depresi yang begitu berat.

Apa yang dialami Tiara ternyata hanyalah puncak dari gunung es yang sudah sejak lama menjadi tahta Andre Danuatmadja. Seorang pengusaha sukses dengan kepribadian narsistik sekaligus putra tunggal Menkopolhukam Yahya. Andre adalah seekor singa tanpa belas kasih yang hanya menganggap perempuan sebagai koleksinya, dan layak berada di bawah kakinya.

Pertempuran Eren dan Andre tak ubahnya pertandingan di rimba belantara yang penuh darah. Dalam kekacauan itu, Tuhan sepertinya menunjukkan kekuasaan-Nya lewat seorang jurnalis perempuan bernama Aluna Dwita Perkasa. Bagi Eren, Luna adalah satu-satunya jalan dia menunjukkan keadilan. Sedangkan bagi Andre, Luna adalah satu-satunya pembuktian jika dia memang layak dianggap pemuncak rantai makanan.

Apakah keadilan itu benar-benar ada di dunia? Bagaimana jika keadilan sebetulnya baru bisa ditegakkan melalui kematian? Bukankah itu semua menjadi bukti kalau Dia sebetulnya tak benar-benar Esa? Atau mungkin sebetulnya semua yang terjadi di dunia ini adalah permainan-Nya. Di mana lewat kursi sebesar semesta, Dia menangkap para pendosa dan menjebloskannya ke pengembaraan tiada ujung bernama saṃsāra.

Diangkat dari kisah nyata pembunuhan sang puteri kecantikan yakni Allison June Dickie pada 19 April 2012, novel saṃsāra memperlihatkan betapa mengerikannya seseorang yang menganggap dirinya paling layak memberi kuasa. Namun dalam kesederhanaan pembabakannya, saṃsāra juga menjadi bukti bahwa setiap manusia pada dasarnya adalah para pengembara tunggal yang sama-sama berjuang menemukan kebahagiaan sejati.

Lihat selengkapnya