SATARUPA

Nawasena Afati
Chapter #4

02 : Luka Tak Kasat Mata

“Sebenarnya banyak kata yang ingin diungkapkan, tapi lidah terlalu kelu untuk melontarkan semuanya.”

***

Hawa dingin yang dihasilkan dari air conditioner (AC) terlihat menguap—menyelimuti ruangan kamar berukuran 4x4 m² dengan dominasi cat dinding berwarna coklat susu. Sementara jarum jam, yang setiap detiknya tidak berhenti untuk berdetak—pun menjadi teman di kala malam telah menyapa seperti ini.

Di antara hiruk-pikuk dunia yang hampir tertidur itu, seorang gadis dengan rambut hitam tergerai nampak kesulitan untuk memejamkan mata. Berkali-kali badannya bolak-balik ke sisi kanan-kiri untuk memperoleh tempat ternyaman, namun rasa kantuknya tak kunjung datang. Padahal besok dirinya ada jadwal untuk pergi ke acara jumpa fans serta seminar literasi yang diadakan oleh pihak penerbit.

Rupanya, tawaran dari sang Manajer beberapa waktu lalu—telah dipikirkan matang-matang olehnya. Bisa lebih dikenal oleh para pembacanya, Zara kini siap untuk itu.

“Aishhh, insomniaku sepertinya kambuh lagi.” Si gadis yang tak lain adalah Zara tersebut pada akhirnya bangun dari baringnya. Rambutnya sedikit semrawut, akibat ia yang berkali-kali membolak-balik badan untuk mencari posisi yang nyaman.

“Ayolah, kamu harus mendukungku. Besok adalah acara yang penting,” katanya sambil menepuk pelan kedua matanya yang tak mengantuk.

Sudah dalam setahun ini memang, insomnia selalu mengganggunya. Tak jarang, Zara baru bisa tertidur di saat orang lain sedang pulas-pulasnya. Dan dia akhirnya terbangun dengan mata panda yang menghiasi wajah.

Hanya ketika dirinya meminum satu pil obat herbal Ashwaganda, Zara baru bisa mendapatkan nyenyak dalam tidur.

“Minum obat, aku harus minum obat.”

Beringsut, Zara menurunkan kedua kakinya untuk turun dari ranjang. Dia menarik diri dari ranjang tersebut menuju rak buku yang berada di sudut kiri. Diambilnya sebuah tabung kecil yang merupakan kemasan dari obat yang dibutuhkan.

Mengeluarkan satu pil obat tersebut, Zara lantas kembali menuju ranjang. Ia mengambil segelas air putih yang berada di atas nakas untuk mendorong obat tersebut agar masuk ke tubuhnya.

Selesai. Obat tersebut meluncur dari mulut ke dalam tubuhnya. Memang bukan obat penenang dari seorang Dokter, hanya sebuah obat herbal yang ia beli di toko online terpercaya. Tapi entah dipercaya atau tidak, obat tersebut cukup berguna untuk mengurangi gejala insomnia dan kecemasan Zara yang sering mengganggu.

Lihat selengkapnya