SATARUPA

Nawasena Afati
Chapter #15

13 : Pagi di Benteng Speelwijk

“Katanya, perasaan semacam cinta dan sejenisnya dimulai dengan adanya rasa nyaman. Benarkah begitu?”

***

“Jadi berapa harga sewa sepedanya, Pak?” Pertanyaan itu terlontar dari bibir Arkhan ketika dirinya melipir di salah satu jasa sewa sepeda.

Setelah mendengar jika Zara ingin bersepeda bersamanya, Arkhan insiatif untuk menyewa sepeda dahulu sambil menunggu Zara kembali.

Pasalnya saat ini, Zara sedang berada di Toilet. Perempuan itu berpamitan sudah ada 5 menit yang lalu.

“15 menit 20.000 rupiah, Mas.”

“Semua jenis sepeda sama?” tanya Arkhan lagi.

“Sama, Mas. Mau sewa yang mana? Mumpung masih banyak ini, nanti kalau ramai susah.” Arkhan tersenyum mendengar teknik marketing si penyewa sepeda.

“Sebentar—”

“Arkhan!”

Tepat di kala itu, Zara datang dengan wajah yang sudah sedikit berubah. Nampak ada binar di matanya, tak lagi sayu seperti tadi pagi.

“Sini, Mbak! Pilih sepeda yang mana?” Arkhan menunjuk satu persatu sepeda yang hendak dipilih Zara.

“Sepeda gunung yang itu,” jawab Zara sambil menunjuk satu sepeda berwarna hitam.

“Saya sewa dua sepeda ya, Pak. Harga sewanya berapa?” Kini Zara yang bertanya pada si penyewa itu.

“15 menit 20.000 rupiah, Neng. Tadi saya sudah bilang ke pacarnya,” kata bapak itu sambil menunjuk pada Arkhan.

Mendengar kata 'pacar', Zara dan Arkhan sama-sama menolehkan kepala. Keduanya tersenyum kikuk saat si bapak mengira jika mereka adalah pasangan kekasih.

“Kita bukan sepasang kekasih, Pak.” Zara memperjelas, sementara Arkhan mengusap tengkuknya yang tidak gatal itu.

“Ah, maaf. Saya kira Neng sama si Masnya ini pacaran, abis cocok juga keliatannya.”

Zara semakin tersenyum kikuk mendengar komentar bapak tersebut, yang pada akhirnya membuat Zara mengangguk canggung sendiri.

“Ini uangnya, Pak! Kita sewa dua sepeda ya.” Lalu, Arkhan tiba-tiba menyodorkan uang pada si bapak untuk menyewa sepeda.

Lihat selengkapnya