SATARUPA

Nawasena Afati
Chapter #19

17 : Insiden Sandal Hanyut

“Kalau kamu ingin mengambil hati seorang wanita, maka pahamilah ia.”

***

Zara dan rombongannya turun dari kapal nelayan, mereka menjejakkan kaki di wilayah Laut Karangantu. Mereka bersiap untuk menyebrang ke daratan, karena ada jarak dari kapal dan jalanan pesisir. Namun, saat Zara hendak melangkah, kakinya terpeleset karena menginjak bagian kapal yang licin. Ia nyaris terjatuh, tapi untungnya ia bisa menahan diri dan atas bantuan dari Arkhan. Lelaki itu refleks mencekal lengan Zara. Zara memang lolos dari tergelincir itu, namun sandal jepit yang ia pakai terlepas dan hanyut ke dalam air laut.

“Sandalku terlepas,” seru Zara yang membuat Lydia menoleh pada Zara. Asisten pribadi Zara itu nyaris berteriak saat melihat Zara hampir jatuh ke laut. Syukurnya yang jatuh hanya sandal yang dipakai oleh Sang Penulis itu.

“Yaudah biarin, Ra. Di depan sana kalau ada warung, kita bisa beli,” kata Lydia pada Zara.

Mereka lantas berjalan menuju Parkiran, dengan Zara yang bertelanjang kaki. Dia membiarkan telapak kakinya itu menginjak jalanan pesisir Karangantu yang cukup terasa panas akibat tersorot matahari saat siang.

Sementara Arkhan, yang selalu berjalan di belakang 3 orang perempuan itu untuk menjaga mereka, merasa tidak enak saat melihat Zara bertelanjang kaki begitu.

Ia lantas menghentikan langkah mereka, berinisiatif untuk memberikan sepatunya pada Zara. Dia mendekati Zara dan menawarkan sepatunya. Zara sempat terkejut, ia tidak menyangka bahwa Arkhan akan melakukan itu padanya. Meski dengan alasan bertanggungjawab karena dia adalah tour guide di sini. Zara sempat menolak dengan sopan, ia jelas tidak ingin merepotkan Arkhan. Namun, Arkhan tetap menegaskan keinginannya untuk membantu Zara. Dia mengatakan bahwa ia laki-laki di sini, dan tidak apa-apa berjalan tanpa sepatu. Sampai pada khirnya, Zara menerima tawaran Arkhan. Ia mengucapkan terima kasih pada Arkhan, ia cukup merasa terharu dengan kebaikan hati Arkhan.

“Sekali lagi makasih ya, Arkhan. Padahal kamu nggak usah repot-repot begini,” ujar Zara tak enak hati.

Arkhan tersenyum menanggapi. “Nggak apa-apa, Mbak. Lagipula cuma sampai Parkiran. Di Villa nanti, saya nggak nyeker lagi kok.”

Lydia dan Sarah diam-diam saling colek, menatap Arkhan dan Zara dengan tatapan penuh makna. Mereka berdua merasa jika ada kedekatan khusus antara Zara dan Arkhan. Pasalnya, bukan sekali dua kali Arkhan menaruh perhatian berlebih pada Zara. Sepertinya, kalau alasan dia hanya karena bertanggungjawab atas Zara sebagai klien, Lydia rasa tidak akan berlebihan seperti itu.

“Ayo kita lanjut jalan, guys. Udah mau magrib nih,” seru Lydia menggandeng Sarah untuk berjalan lebih dulu.

Mereka berdua sengaja memberi ruang untuk Zara dan Arkhan. Mereka menduga, jika salah satu dari mereka telah jatuh hati. Padahal, kemungkinan yang besar adalah karena salah satu dari mereka memahami kondisi dan situasi seseorang yang sama dengannya.

Lihat selengkapnya