“Mungkin ini sudah jalannya, kamu dan aku dipertemukan untuk saling menyembuhkan.”
***
Di halaman masuk Sembagi Mall dengan total 4 lantai, suasana terasa hidup dan menyenangkan. Langit cerah memantulkan cahaya matahari yang hangat, sementara aroma kopi dan makanan ringan dari kios-kios terdekat menggoda selera. Pengunjung pun terlihat beragam, dari keluarga yang berbelanja dengan anak-anak kecil yang berlari-lari, hingga remaja yang tertawa lepas sambil memegang tas belanja.
Di tengah area tersebut, air mancur berkilau memancarkan semburan air yang menari-nari, menjadi pusat perhatian dan tempat berkumpul. Sementara suara riuh rendah dari percakapan dan tawa mengisi udara, bercampur dengan melodi lembut yang diputar di latar belakang. Beberapa orang duduk di bangku kayu yang nyaman, menikmati suasana sambil menunggu teman atau sekadar beristirahat sejenak.
Di antara beberapa orang yang duduk di bangku kayu tersebut, sosok Zara terlihat mengedarkan pandangan. Dia mencari seseorang, yang sudah dia tunggu sejak 5 menit yang lalu.
Masih belum ada tanda-tanda lelaki itu datang ke sini. Lagi dan lagi hanya segelintir orang-orang yang tak Zara kenal.
“Permisi, Mbak! Mau pesan apa?”
Yang ditunggu olehnya adalah Arkhan, tapi yang datang menghampiri adalah seorang waiters. Dia mengulurkan sebuah buku menu pada Zara.
“Pesan dua milkshake strawberry saja dulu. Nanti kalau teman saya sudah ke sini, saya baru pesan makanannya ya!”
Sepeninggal waiters itu, sosok yang ditunggu baru terlihat berjalan menghampirinya. Arkhan kali ini terlihat berbeda, dia memakai celana jeans panjang serta kaos polo berwarna hitam.
“Maaf, Mbak. Saya terlambat,” ucapnya sambil menarik kursi dan duduk tepat di hadapan Zara.
“Sepertinya pesan makanan dulu aja kali ya?” Zara meminta persetujuan.
Miso ramen dan shoyu ramen menjadi pilihan menu makanan Zara dan Arkhan saat ini. Sembari menunggu pesanan tiba, Zara membicarakan niatannya yang ingin membuat kisah hidup Arkhan dalam sebuah cerita.