Suara pukulan itu terus terulang memenuhi ruangan yang banyak dengan peralatan olahraga lainnya. Pagi dan sore yang selalu dipenuhi dengan latihan, latihan, latihan.
Selalu!!!
Dan tak akan pernah berhenti jika belum tiba waktunya.
"Lebih keras!"
Bughh
"Lagi!"
bugh
Bugh ... bugh
"Lagi, Satria!"
Bugh..
"Lelah ... lelah ... lelah .... Satria lelah grandpa." Kalimat itu hanya bisa ia ungkapkan dalam batin nya.
Bugh...
Bughh...
Bugghhhhhh...
Pukulan terakhirnya membuat samsak yang sedari tadi ia gunakan hancur dan mengeluarkan isinya.
"Good ... kamu memang cucuku."
Satria diam tak menjawab, ia hanya menatap datar seseorang yang kini berada di hadapannya.
Robert Evan Jack, ya, dia adalah ayah dari Faysa Caroline Jack sang ibu dari Satria.
Jack adalah marga dari Kakeknya Robert sang ketua pembunuh bayaran paling ditakuti, bukan hanya Robert, bahkan ibunya pun adalah sang pembunuh bayaran.
Satria adalah anak tunggal, seharusnya ia menjadi seorang kakak saat ini, namun karena sebuah misi yang menyebabkan Faysa sang ibu keguguran karena tak tau akan kehamilannya dan yang paling menyedihkan adalah diangkatnya rahim Faysa dan menyebabkan Faysa tak bisa mengandung lagi.
Mereka tak apa, mereka tak larut dalam kesedihan, karena mereka tau, ada seorang anak yang harus mereka jaga, perhatikan dan mereka sayangi saat ini hingga nanti yaitu Satria.
〰〰〰〰〰
Kaki kecil itu melangkah keluar dari ruang latihan yang memang tersedia di mansionnya.