Satu Babak

Rizky Dini Anjani
Chapter #1

Nekat #1

"Tuan yang baik hati

Surat ini dirangkai sebab rasa gundah dalam hati

Bagaimana bait-bait ini nanti membuatmu berpikir

Tolong maafkan saya yang tak tahu diri

Tidak ada paksaan untuk kembali berkawan bahkan kembali haha-hihi

Di ruang aksara kita saling bertemu

Selaras dan sepaham

Berbeda justru membuat kita akur dalam rasa

Kau menyusup jadi orang yang saya suka

Padahal rupa senyum itu hanya ku jamah dalam layar genggaman

Tuan berbahu tangguh

Wujud mu serupa angan-angan ku

Yang tak hanya hangat dalam jabatan tanganmu tapi menyusup pula hangat di hati ku

Malam-malam tak ada yang lebih indah dari waktu itu

Meski bersama hanya semalam suntuk

Kau rupanya membuat rasa nyaman yang tidak bisa dibendung

Gila saya tuan sejak merasa debar itu

Waras ku kalah dengan rasa yang terus ingin dekat dengan mu

Tuan yang selalu menuruti mau ku

Kau pemuda yang harusnya tak ku biarkan berkelana di hati ku

Menampik penilaian mereka yang selalu curiga pada kita sejak hari itu

Tapi cara mu berpikir lebih memikat dan menarik kagum ku

Pun cara mu bersikap selalu membuat ku bersyukur jatuh pada pesona mu

Hari-hari mendengar Renyah tawa kita adalah kesukaan ku

Berdua dari pertemuan yang terjamah hingga visual hingga tertidur lelap

Tuan yang pikirannya luas

Mimpu mu sungguh besar dan saya tak berniat jadi pembatas

Saya sepenuhnya sadar akan ditolak sebab berjuang mu bukan tentang asmara

Namun apa daya perempuan yang hatinya secara tak sadar kau sembuhkan

Saya mencari jalan yang penuh lampu merah dan palang pintu yang lama

Namun laju di dada terus bertambah dan banyak

Cepat atau lambat rasa-rasa harus saya ungkapkan

Apalagi cemburu kerap menyulut ego-ego yang tak mau kalah

Maka di goresan pena ini saya hanya mampu mengutarakan

Tuan yang sering saya ganggu

Datang ku selalu mencari alasan untuk bertemu

Sebentar saja asal saya bisa melihat mata mu

Bila akhirnya ku utarakan ‘Saya mencintaimu’

Percayalah ini buka sebuah bayangan semu

Jogja dan kau sudah jadi istimewa di hati ku

Tuan yang suka singgah ditempat para dewa

Ku pastikan kau membaca kala kita tak bisa langsung bertatap muka

Sebab aku payah dalam mengutarakan rasa

Saya pun yang tak mampu melihat kita dingin dalam sekejap mata

Surat ini ditulis bukan untuk meminta balasan cinta

Namun aku tak mau jadi yang menyesal sebab tak mengutarakan rasa

Maka setelah ini bila kita tak baik-baik lagi

Saya ingin kau terus melaju tanpa henti

Nanti saya ingin mendengar kabar mu yang meraih mimpi

Dan bila kita bertemu tanpa di duga di lain hari

Ku harap senyum masih kau berikan untuk saya yang pernah tak tahu malu ini

Maka sampai disini surat ini harus ku akhiri

Terima kasih untuk banyak pertemuan di hari kemarin

Terima kasih sudah baik 🙂

Aku tak menyesal menghabiskan waktu ku bersama mu

Aku tak menyesal telah membuat kekacauan di hidup mu

Aku tak menyesal bila kau kenang lewat sebuah hari lalu yg buruk

Lihat selengkapnya