"Yanti, Patra memanggilku dari bangku sebelah. Bagaimana surat cinta yang aku kirim kan kemarin? jawab ya Yanti, aku mohon."
Aku belum pernah jatuh cinta, ini surat cinta pertama yang aku dapatkan, aku harus bagaimana ya. Cipta pun mendesak aku untuk menjawab surat cinta dari Patra, aduh masa pacaran? bagaimana kalau mama dan papa tahu. Pasti nanti aku akan habis-habisan di ledeki oleh mereka. Nanti saja mungkin aku menjawab surat cinta dari Patra, lebih baik aku menghindarinya dahulu. Patra, dia cowok keren sih, hobinya basket dan main sepatu roda. Siapa sih anak wanita yang tak tergila-gila. Dan hari ini dia menembakku, yakin? Yakin apa aku akan menolaknya. Ya ampun, berdebar jantungku gara-gara surat cinta ini. Apa ini, apa ini yang di sebut cinta pertama ya.
Cipta meminta nomor telepon rumahku, tanpa curiga sih aku berikan saja nomor telepon itu 021- 756139898. Bel sekolah pun berbunyi tandanya kami akan pulang sekolah. Aku mengemasi segala peralatan sekolahku, pasti pak Bayu, sopir papa telah menungguku di depan pagar sekolah telah menungguku di depan pagar sekolah. Ya benar saja mobil ayah sudah berada di depan dan pak Bayu yang menyusulku. Aku pun bergegas lari ke depan pagar sekolah, tapi Patra menarik tanganku. Mau tak mau aku mengobrol sebentar dengannya
"Yan apa jawabannya, iya atau tidak?"
"Besok saja Aku menjawabnya Patra, maaf sopirku sudah menunggu di depan sekolah."
“Ya sudah, janji besok di jawabnya Yanti?”
“Iya Patra, aku akan menjawabnya nanti.”
“Sini tangannya, boleh kan aku genggam sampai gerbang sekolah dan aku antar putri yang cantik ini menuju mobilnya?”
“Hem, jangan dulu ya Patra, kita jalan saja ke depan.”
“ Ok, apa sih yang tidak untuk Yanti.”
*****
Saat sedang bersantai di dalam kamar, telepon pun berdering. Tak lama kemudian Inah asisten rumah tanggaku memanggil.
"Non Yanti, ini ada telepon."
"Telepon dari siapa Mbak Inah?"
"Telepon dari Mas Patra ini Non."
Aku pun bergegas mengambil gagang telepon di kamarku. "Ya Mbak tutup saja Mbak teleponnya, saya sudah angkat ini."
"Halo Patra"
"Iya halo ini Patra, kok kamu tahu Yan? Kamu kangen ya sama Aku?”
"Iya Patra ada apa? Kamu telepon aku, kok Kamu tahu sih nomor telepon rumahku? Kamu dapat dari Cipta ya.
"Yan, aku dapat nomor teleponmu bukan dari Cipta kok, aku dapat dari formulir kegiatan berenang kamu kemarin.”