Satu dan Terakhir, Kisah Cinta Bersama Sang CEO

silvi budiyanti
Chapter #3

Bab 2

Sekarang aku sudah masuk Sekolah Menengah Atas, di sekolah yang baru, begitu pun dengan petualangan cintaku. Patra, masih sering meneleponku dan terkadang mengirimi aku surat dari Jepang. Entah berapa tahun lagi dia kembali, aku dengar dari papa, jika om Prasetya diplomat yang terbaik tahun ini, sulit jika belum pensiun dan kembali, kemungkinan besar om Prasetya akan terus pindah-pindah negara untuk bertugas.

 

Dewi dan Ririn, ya mereka sahabat yang selalu berbagi dan terkadang meracuniku untuk tidak setia dan menunggu Patra. Mereka bilang padaku, untuk iseng mencari cowok baru agar bisa di ajak sekedar nongkrong ke mal dan ke pesta ulang tahun teman-teman semata. Ada benarnya sih, masa aku terus menjomblo dan menjadi obat nyamuk teman-temanku. Kan enggak asyik pastinya.

Kegagalan-kegagalan pacaran saat di Sekolah Menengah Pertama biarkan berlalu, bukan gagal sih hanya terpisah oleh waktu dan jarak, dan tak ada kepastian kapan akan pulang lagi.  apa lagi saat aku lihat kakak tingkatku yang tampan dan memesona, duh bikin hatiku kian "dak...dig...dug.. saja". Tidak kalah ganteng sih dengan Patra. Maaf ya Patra, jika aku jatuh cinta lagi nanti.

SMA 76 Jakarta, bersyukur sih aku bisa bersekolah di sini. Ini salah satu sekolah favorit di Jakarta, siapa yang tidak tahu, banyak artis, dokter atau pengusaha yang jadi alumni di sini sejak tahun 70-an.  Termasuk mama dan papaku yang dulu sekolah di sini. Entah bagaimana ceritanya mama dan papa kini berjodoh.

***

Hari ini upacara bendera, apa sih yang bisa menjadi hiburan saat upacara kalau bukan bermain mata dan incar-incar kakak kelas yang genteng. Aku pun terkesima dengan kak Febri, dia selalu menjadi pemimpin upacara, badannya tegap, tinggi dan manis. Jika aku berpapasan dengannya aku selalu berusaha menyapanya.

"Hai Kak Febri."

Tak lupa satu senyuman manis pun aku berikan kepadanya. Begitulah cara akj tebar pesona. Kalau untuk menembak terlebih dulu tampaknya aku tidak sanggup. Lebih baik aku simpan saja perasaan kagumku ini di dalam hati.

Siang ini aku duduk di bawah pohon bersama teman-teman, ya sambil istirahat dan membaca novel kegemaranku. Kiki pun memegang bahuku. Kiki dia teman baruku, aku beda kelas dengan Dewi dan Ririn.

"Yan, sepertinya Kak Febri mau jalan ke arah kita."

"Aduh jangan bercanda begitu kamu Ki, aku lagi asyik baca novel ini."

"Itu lihat dulu dong sebentar jangan membaca buku terus."

Ya ampun, ternyata benar apa yang Kiki bilang, dia mendekat kepada kami.

"Halo semuanya," lagi apa nih? asyik sekali ya yang sedang membaca novel."

"Ia itu Kak, dia mah hobinya membaca melulu kalau senggang."

Aku pun mencubit tangan Kiki yang menggaguku. Dia suka comel dan iseng dan susah mengendalikan diri terkadang.

"Aduh."

Kiki pun mengaduh, karena cubitan aku tadi.

"Ki, boleh enggak Kakak pinjam Yanti sebentar ya?"

"Boleh Kak, santai saja."

Si Kiki pun menuruti permintaan Febri. Dan aku melihatnya bergegas mencari alasan untuk pergi.

"Kebetulan Kiki mau beli permen dulu Kak, untuk nanti di dalam kelas."

Aku menahan tangan Kiki, tapi dia mengindahkanku dan pergi dari kami.

"Yan, nanti sepulang sekolah, boleh enggak Kakak antarkan Kamu pulang."

"Aku kan membawa mobil juga Kak, bagaimana dong." Sahut aku sambil berdebar-debar.

"Oh gitu, ya sudah gampanglah, kakak kan bisa ikut in Kamu dari belakang, enggak keberatan kan kalau kakak ingin main saja ke rumahmu?"

"Hem, tidak apa-apa sih Kak."

"Kok pakai hem sih, apa ada yang marah Yan, Kamu sudah punya pacar ya?"

"Bukan begitu Kak, Yanti bingung saja, bagaimana kalau mama dan papa bertanya, kalau nanti kita hanya berdua saja main ke rumahnya, aku takut di ledeki Kak."

"Oh begitu, kakak pikir kenapa, ya bilang saja teman sekolah, ingin mampir sekalian pinjam buku, kakak tidak akan lama deh janji mainnya."

"Iya deh Kak."

"Ya sudah nanti sehabis pulang sekolah aku tunggu Kamu di depan kelas ya, nanti kita sama-sama ke parkirkan mobilnya."

Aku pun menganggukkan kepalaku. Febri lagi-lagi aku mulai mendapatkan angin segar dari cowok idolaku.

Lihat selengkapnya