Sewaktu memotong rambut Otong, tubuh mereka yang seksi sengaja didempetkan, sehingga segala buah yang bergelantungan itu beberapa kali menempel dengan ketat.
Kelembutan tubuh dan bau harum parfum mereka membuat darah Otong bergejolak, tetapi dia tetap berusaha untuk menahan diri.
"Cilaka," pikir Otong . "Kayaknya salon ini tidak beres." Tetapi karena sudah terlanjur potong rambut, dia mencoba untuk bertahan sampai selesai.
Setelah selesai rambutnya dipotong, Otong menuju ke kasir untuk membayar biayanya dan berniat segera meninggalkan tempat itu.
"Berapa?" tanya Otong dengan percaya diri.
"Lima ratus ribu," jawab pemiliknya.
Astaga, harga salon kelas mewah. Untung aku bawa uang cukup, meskipun di luaran sana ada yang potong rambut itu sampai jutaan …
"Apa?" tanya Otong lagi karena dia khawatir salah dengar. Masak sih semahal itu?
"Lima ratus ribu."
Otong bagaikan mendengar petir di siang bolong. Lima ratus ribu hanya untuk potong rambut? Biasanya juga dua puluhan ribu atau paling mahal juga lima puluh ribuan.
Awalnya Otong mau mencoba komplain, tetapi tiba-tiba keluar empat orang laki-laki tinggi besar penuh tato dari arah dalam. Kulit mereka sangat hitam seperti bekas terbakar, mirip kulit para lelaki bertubuh besar di Amerika Serikat.
Salah seorang langsung berdiri di dekat motor Otong di tempat parkir di luar. Yang seorang lagi yang paling besar berdiri di dekat Otong . Lengannya lebih besar dari betis Otong .
Tubuhnya tinggi sekali, Otong hanya sampai di ketiaknya saja. Dua orang lagi duduk di kursi yang ada di ruangan itu.
Cepat-cepat Otong mengeluarkan uang lima ratus ribu dan membayarnya. Kemudian dia keluar dan dengan takut-takut permisi kepada laki-laki yang berdiri di dekat sepeda motornya.
"Busyet," pikir Otong.
Lima ratus ribu harus melayang hanya untuk potong rambut? Pantas salon itu sepi, rupanya seperti itu. Aaah, pasti tidak lama lagi salon itu bakalan tutup."
"Bagaimana sih kok saya bisa tertimpa hal-hal seperti ini?" pikir pemuda malang itu. Di saat mengalami hal seperti itu, Otong lalu ingin mencari hiburan.
Entah bagaimana, dia teringat akan tempat wisata alam Pasir Panjang, sebuah tempat wisata di pantai laut dekat kota Singkawang, yang mendapat julukan Kota Amoy saking banyaknya wanita keturunan Tionghoa di sana.
Otong melihat keadaan masih siang, maka dia memutuskan berangkat ke Pasir Panjang. Siapa tahu dengan memandang laut dengan ombaknya yang selalu memukul pantai itu, hatinya bisa sedikit terhibur.
Jarak kota gubernuran ke Pasir Panjang adalah sekitar 140 kilometer. Otong mengisi BBM-nya sampai penuh di sebuah SPBU. Mbak yang melayaninya sangat cantik dengan kerudung hitamnya.
Sebenarnya dia lebih cocok sebagai artis YouTuber dengan pakaian bak selebriti yang memberikan pencerahan daripada berinteraksi dengan pekerjaan bau minyak seperti ini.