Satu Hati Dua Cinta

Yovinus
Chapter #27

27-Bahasa Indonesia Yang baik & Benar


Di sebuah pelosok kecil di pinggiran kota Pontianak, berdiri sebuah tempat kost sederhana yang dihuni oleh para mahasiswi calon guru. Bangunannya mungkin tak istimewa, tapi di sanalah dunia pria-pria lajang; mahasiswa, pekerja, bahkan sopir angkot berkumpul dalam satu cita: melihat secercah pesona bernama Bavik.

Gadis itu, dengan kecantikan seperti lukisan Renaisans yang turun dari langit Kalimantan, membuat pria-pria dari berbagai lapisan hidup seperti tersihir. Ada yang datang dengan baju PNS Rico Henry, ada dengan toga pengacara, ada pula jaksa, hakim, bahkan preman parkir dari mall sebelah yang mendadak rajin mandi hanya demi bisa menatap wajahnya dari kejauhan.

Namun, Bavik  tetap tidak bergeming. Di tengah gempuran cinta itu, hatinya teguh mengakar pada satu nama: Surya, kekasihnya yang jauh di sana. Dan di sisinya kini, ada Otong , si mantan kekasih yang... ya ampun, masih dengan sukarela menjadi pengantar, penjaga, pelindung, sekaligus pelipur lara.

Hubungan mereka ibarat skrip sinetron kolosal: rumit, penuh pengorbanan, dan kadang bikin pengen lempar sandal.

Setiap hari, Otong setia menemani Bavik. Mengantar ke tempat kursus, menunggu dengan sabar seperti Patung Pancoran, lalu membawanya belanja, makan, atau sekadar duduk minum es teh di warung kaki lima.

Anehnya, satu hal yang tak pernah Otong lakukan adalah mengajak Bavik nonton film di bioskop. Entah karena takut ditolak atau memang trauma sama film romantis.

Para lelaki yang mengincar Bavik akhirnya satu per satu mengundurkan diri. Mereka kira Bavik  pacaran dengan Otong. Padahal, bagi Bavik, Otong adalah benteng pertahanan dari dunia lelaki yang terlalu banyak berharap.

Dia nyaman karena Otong tak pernah menuntut apa-apa... selain kehadiran. Itu pun tanpa paksaan.

Meski begitu, beberapa pria tetap ngotot. Modal mereka? Pede level dewa dan tampang lumayan. Sayangnya, hati Bavik  bukan tempat parkir bagi yang suka mabuk, merokok, kasar, atau temperamental.

Ia tumbuh dalam keluarga yang menjunjung tinggi kelembutan kata, bukan volume suara. Maka, para lelaki sok gagah itu pun tersisih, bagai aktor figuran dalam drama cinta yang terlalu berat untuk mereka perankan.

Cuma dua nama yang benar-benar tertanam di hati Bavik : Ho Chi Minh dan Otong. Tapi Otong ... ya, Otong kalah tampan. Ho Chi Minh memang cuek dan agak kasar, tapi wajahnya? Aduh, cukup untuk membuat Bavik  ingin menyerahkan remote TV seumur hidup kepadanya.

Di tempat kursus komputer, nasib Bavik pun tak kalah rumit. Para tutor di sana menjadikannya "bahan ajar". Nama Bavik  sering muncul dalam contoh soal Excel atau MS Word. Bahkan ada yang dengan jahil menyentuh rambutnya, membuat Bavik  sering salah ketik karena risih dan malu ditatap seisi ruangan.

Satu peserta kursus sempat menyatakan cinta, tapi mundur teratur setelah melihat Otong makin sering antar-jemput Bavik. Mereka tidak tahu bahwa Otong itu... mantan. Dan lebih dari itu, mantan yang menjaga mantannya untuk pria lain.

Aneh, gila, dan mengundang tawa. Tapi begitulah cinta kadang tak masuk logika.

Siang itu, selesai kursus, Otong tak langsung mengantar Bavik  pulang. Mereka sepakat makan sate dulu. Otong tahu betul, salah satu makanan favorit Bavik adalah sate. Ia menyimpan daftar kesukaan gadis itu di kepala, seperti database rahasia yang hanya bisa diakses lewat hati.

“Kita makan sate di sini saja,” ujar Otong saat mereka duduk di kawasan warung makan berbentuk huruf U, di antara Jalan Tanjungpura dan Jalan Sultan Muhammad, masuk lewat Jalan Serayu.

“Mahal nggak satenya di sini, Bang Otong ?” bisik Bavik  pelan, takut didengar penjual sate yang sedang sibuk membakar tusukan daging.

“Bukan soal mahal atau murah. Tapi ini sate kambing terenak di dunia,” jawab Otong, tersenyum seperti juru bicara restoran bintang lima.

“Abang ini, bahasanya hiperbola banget,” sahut Bavik  geli.

“Tapi beneran, Dek. Enak banget. Adek mau minum apa? Es teh, kopi, atau kopi susu?” tawar Otong .

“Terserah abang deh. Abang pesan juga, kan?”

“Iya. Abang mau es teh.”

Lihat selengkapnya