Meskipun awalnya menolak, akhirnya Bavik segera maju juga ketika pada saat itu salah seorang guru kursusnya yang lain menarik tangannya untuk maju. Untuk segera menghindari guru kursusnya itu yang sudah memegang tangannya sambil curi-curi meremasnya, Bavik terpaksa segera melangkah maju. Dia segera mendekati pemain organ tunggal itu dan membisikan judul lagunya. Sepertinya pemain itu tidak terlalu mengerti akan lagu-lagu yang diminta oleh Bavik, sehingga dia beberapa kali dia mengganti lagunya. Karena lagu-lagu yang dimintanya dalam bahasa Inggris dan lagu tua.
Hingga kemudian pada judul lagu yang terakhir barulah dia menganggukan kepalanya. Dia mencoba beberapa irama itu dengan bersenandung perlahan dan Bavik mengangguk beberapa kali secara perlahan juga untuk menyatakan betul itulah irama yang dia maksud.
Dia meminta untuk melantunkan sebuah lagu berjudul “You Are” dari Dolly Parton yang sangat populer pada jamannya, sebuah lagu lama tetapi sangat disukainya dan sangat menyentuh hati Bavik. Pemain organ itu pun lalu memainkan musiknya secara agak panjang dengan sehingga dentuman bass dari speaker 20” disertai subwoofer 30” cukup menggelegar memenuhi ruangan perpisahan itu. Barulah setelah masuki intro maka Bavik mulai menyanyikannya dengan penuh penghayatan, sehingga dia sendiri sampai meneteskan air mata.
Tidak semua kawan-kawan kursusnya mengerti bahasa Inggris dengan fasih, tetapi mereka terhanyut oleh irama yang begitu menawan dari cara Bavik membawakan lagunya. Ucapannya pun sepertinya sangat bagus, karena meskipun dirinya tidaklah terlalu lihai berbahasa Inggris. Khusus lagu satu ini dia memang sengaja mempelajarinya secara sungguh-sungguh pada guru kesenian mereka ketika di SMA dulu, seorang guru yang membawa mereka rekaman di sebuah studio swasta karena merdunya suara Bavik.
Meskipun huruf ‘R’ nya lucu dengan pembunyiannya bergetar di pangkal tenggrorokan, tetapi suara Bavik sungguh merdu dan jernih, sehingga beberapa gadis kawan kursus mereka sampai meneteskan air mata juga dan kawan-kawan cowok mereka bertepuk tangan senang. Dia betul-betul menjadi bintang pada saat itu. Dia terus melantunkan lagunya dengan merdu dan indah:
Sometimes I try to count the ways
And reasons that I love you
But I can never seem to count that far
I love you in a million ways
And for a million reasons
But more than this I love you as you are
More than this I love you just as you are
…
Di saat menyanyikan lagu itu, pikirannya melayang kepada Ho Chi Minh dan Otong, dua orang pemuda yang sedang mengisi hatinya. Dua orang yang sangat dicintai. Satu karena ketampanannya dan satu karena hati emasnya.
Ketika dia selesai menyanyikan lagu itu, mereka minta Bavik untuk mengulanginya sekali lagi. Sehingga terpaksa Bavik kembali melantunkan lagunya dengan tetap penuh penghayatan, sehingga semua mata memandang ke arah depan.
Bavik memang cantik, bersuara merdu dan sungguh menawan. Kaum laki-laki membayangkan kebahagiaan mereka jika saja seandainya diri merekalah yang bisa mempersuntingnya.
Ada satu hal yang membuatnya sangat menarik dan sama sekali tidak diketahui oleh mereka, yatiu karena Bavik yang selalu menjaga kesucian dirinya, sehingga tubuhnya dilindungi oleh cahaya misterius yang membuat dirinya sangat menarik dan bersinar.
Mereka mendengarkannya menyanyikan lagu You Are itu sekali lagi sampai selesai dan ketika dia mengakhirni lagunya, tepuk tangan meriah memenuhi ruangan itu.
Kawan-kawannya yang gadis berlarian ke panggung kecil itu dan memeluk seraya menciumnya beberapa kali. Teman-teman kursus yang lelaki-lelaki dan para guru kursus mereka menyalaminya dan pada kesempatan itu ada beberapa tanggan mereka yang sengaja meremas tangannya dan ada yang menggaruk telapaknya.
Tetapi Bavik melepaskannya secara perlahan agar tidak menyinggung mereka. Meskipun perbuatan mereka itu sebenarnya sungguh kurang ajar, sehingga betul-betul membuatnya kesal.
Tetapi dia tidak boleh sombong dan kasar, karena dia tidak tahu hati orang, bisa saja mereka berbuat nekat dan menyerangnya ke rumah kostnya …
***
Siang itu, Bavik sengaja mengajak Otong untuk kembali mengunjungi tempat wisata lokal Tirta Ria, yaitu tempat di mana mereka untuk pertama kalinya pernah berciuman.
Hari ini dia ingin menyampaikan suatu hal penting kepada Otong. Karena kalau dia menyampaikannya di tempat kostnya, dia khawatir ada para laki-laki lain yang sering mendekatinya datang dan menganggu ketenangan mereka.