“Baik. Kamu nanti akan menjadi bawahan pak Uray Hasnol. Dia orangnya sudah sangat berpengalaman, dia yang akan membimbing kamu nanti.”
“Siap, Pak.”
Lalu kemudian terlihat pak manager unti itu menekan intercom di mejanya dan beberapa menit kemudian muncul seseorang yang berbadan gelap, tinggi besar dan sepertinya murah senyum.
“Pak Priyatno, ini Sangen, karyawan baru kita. Kamu antarkan untuk mengenali tempat kerja dilingkungan kantor ini dan perkenalkan dengan orang-orang ya.”
“Siap, pak.” Sahut orang itu sambil menunduk kan tubuhnya.
“Sangen, ini pak Priyantno. Kepala bagian HRD di unit ini.”
Sangen segera berdiri sambil mengajukan tangannya menyalami orang itu. “Sangen,” katanya memperkenalkan diri. Tinggi orang itu sekitar 180 cm, jauh tinggi daripada Sangen yang hanya 165 cm saja.
“Priyatno,” sambutnya. Terasa sekali genggamannya begitu kokoh dan kuat, menandakan dirinya orang yang sangat percaya diri. Dari ciri-ciri warna kulit dan tinggi tubuhnya, namanya dan medhoknya nada suaranya, Sangen yakin jika pak Priyatno ini berasal dari etnis Jawa.
“Pak Priyatno,” panggil manager unit itu.
“Iya, pak. Siap.”
“Kamu ajak karyawan baru kita ini berkeliling, baik ke kantor maupun ke fasilitas pabrik, agar dia mendapatkan wawasan secukupnya tentang pekerjaan di sini!”
“Siap, pak.”
“Yak, silakan!”
“Baik, Pak.”
“Kami permisi dulu, pak.”
“Silakan!”
“Mari,” ajak pak Priyatno pada Sangen.
“Permisi, Pak,” kata Sangen sambil menyalami pak manager unit itu, lalu kemudian dia mengekor pak Priyatno keluar ruangan.
“Omong-omong, kamu ditugaskan di bagian mana?”
“Dokumen Perkayuan dan perkapalan,”
“Ooh. Kalau begitu kita menghadap pak Uray Hasnol dulu. Beliau kepalanya di sana.”
Pak Priyatno mengajak Sangen untuk berkenalan dengan pak Uray Hasol, karena beliaulah yang nantinya menjadi atasannya.
Pak Uray Hasnol orangnya juga bertubuh tinggi besar, berkulit gelap dan agak kegemukan mungkin karena sudah banyak duit. Dari nama depannya yang Uray itu, Sangen yakin orang ini adalah dari etnis Melayu Sambas.