Satu Hati Dua Cinta

Yovinus
Chapter #65

65-Terbang ke Ketapang

 

Otong juga tersenyum mendengar kicauan Bavik. “Entahlah, Say. Mengapa pada malam pengantin kita Abang tidak berhasil? Lalu hal itu malah terjadi di kamar reyot ini?” katanya membenarkan perkataan isterinya.

“Eh, mengapa bibir abang itu sepertinya bengkak?”

“Tadi terkena gigitanmu Sayang. Sayangku ganas sekali,” goda Otong .

“Iih, ngaco. Abang sih, sama sekali tidak menghentikan gerakannya. Adek kan sangat sakit karena pertama kali kemasukan benda asing,” seru Bavik sambil melayangkan cubitan mesra ke pinggang suaminya.

“Habis tanggung sekali sih rasanya, Dek. Tadi yang ada itu hanyalah rasa sangat ingin menuntaskannya saja, sehingga abang tidak perduli lagi pada hal lainnya.”

“Tapi kayaknya beberapa hari ini tidak bisa bermain nih, Bang. Adek sakit.”

“Ya, kita tunggu saja sampai kamu sembuh. Baru kita main lagi.”

Kedua pengantin baru itu agak lama juga membicarakan hal-hal berkaitan dengan pengalaman baru mereka, karena kedua orang itu memang sama sekali tidak punya pengalaman dalam hal penyatuan, sehingga keduanya tidak bosan-bosannya berbicara seputar pengalaman mereka barusan.

Setelah agak larut malam, keduanya tertidur kelelahan setelah sebelumnya kembali mematikan lampu kamar. Karena Bavik  tidak bisa tidur dalam keadaan lampu masih hidup.

Hal itu juga tanpa sengaja menyelamatkan keduanya dari intipan beberapa laki-laki bertato yang berada di kamar di sebelah tempat mereka tidur.

 

Pukul delapan pagi setelah mandi dan sarapan, keduanya meluncur ke arah sungai raya, tempat perusahaan induk berada, untuk melaporkan jika diri mereka akan berangkat ke Ketapang.

Keduanya di terima oleh Ratna sang karyawati anak buah kepala bagian HRD perusahaan itu. Kepala bagian HRD juga ada di situ bersama Ratna.

“Selamat ya, Tong, atas pernikahannya,” kata kabag HRD itu sambil menyalami Otong .

“Selamat ya, Bu Otong,” seru mereka juga sambil menyalami Bavik.

Bavik merasa sangat lucu dan rasanya aneh, yang selama ini merasa dirinya masih kecil, di panggil, “Ibu.”

“Selamat ya, pak atas pernikahannya.”

“Selamat ya bapak dan ibu Otong,” sahut Ratna menyalami Otong dan Bavik .

Otong mengucapkan terima kasih atas semua ucapan mereka, sementara Bavik  diam-diam berpikir dalam hatinya. Bu Otong? Jadi sekarang dia sudah mempunyai sebuah nama baru, yaitu Bu Otong? Terasa lucu baginya, karena hal ini adalah pertama dalam hidupnya dia di panggil sebagai bu Otong.

“Jadi kapan rencananya ke Ketapang, Tong?”

“Secepatnya, Pak. Itulah sebabnya saya melaporkan diri ini.”

“Baik, sebentar saya hubungi pak manager dulu,” kata kepala bagian HRD itu lalu mengangkat intercom dan menghubungi seseorang.

Otong yakin dia pasti menghubungi manager HRD tempo hari. Dia berbicara agak lama, tetapi Otong tidak enak menguping pembicaraan mereka. Dia dan Bavik  lalu asyik berbicara dengan Ratna, staf HRD itu.

“Jadi begini,” kata kabag HRD itu setelah dia meletakan intercomnya. “Kalian berdua berangkat besok saja, naik pesawat Cessna ke Ketapang.”

Lihat selengkapnya