Suasana sore itu cukup cerah dan tenang, sinar matahari sore memandikan bumi tanpa ada awan yang menghalanginya. Angin laut berhembus cukup kencang membelai wilayah komplek perusahaan plywood di daerah Suka Bangun di pinggir pantai laut itu, sehingga membuat dahan dan daun pepohonan bergoyang-goyang cukup kuat sampai daun daun matinya berjatuhan melayang ke tanah.
Otong berjalan pulang sambil menenteng sebuah kantong kresek berisi manisan yang terdiri dari pepaya, nenas, bengkoang, jambu air merah, timun, mangga muda, kedondong dan tomat yang telah dilumuri dengan kuah kacang tanah dan tomat untuk dinikmati bersama isterinya, Bavik.
Manisan yang terdiri dari berbagai macam buah itu dibelinya dari Mamang yang menjualnya dengan gerobak dorong, yang setiap hari pasti ada jika suasana cerah seperti pada hari ini.
Mamang sendiri adalah sebuah kata benda yang artinya adalah Paman dalam bahasa Sunda, tetapi sekarang sudah terkenal seantero Indonesia; ada mamang tukang bakso, ada mamang tukang sate, ada Mamang tukang bubur dan sebagainya.
Terlihat pintu mess yang ditempati oleh Otong dan isterinya tertutup seperti biasa, karena memang Otong selalu meminta isterinya untuk selalu menutup pintu mess mereka ini. Hal ini untuk menjaga isterinya agar terhindar dari segala sesuatu yang berbahaya bagi jiwa dan raganya.
Karena bahaya yang bisa mengancam seorang mama muda seperti isterinya ini tidaklah semata mata dari orang yang mau mencuri atau merampok saja, tetapi tubuhnya yang muda dan cantik itu juga sungguh sebuah godaaan bagi laki-laki yang mata keranjang.
Suami muda ini lalu duduk di kursi kayu di depan mess mereka untuk membuka sepatunya, setelah itu dia memanggil isterinya. Tetapi pada waktu yang bersamaan juga dia merasa heran, karena di dalam ada suara seperti orang sedang bertukang, yang sepertinya sedang memaku sesuatu.
Siapa yang bertukang di dalam? Pikir Otong . Sementara yang berada di dalam sana itu kan seharusnya hanyalah isterinya seorang. Apakah isterinya yang bertukang itu? Mustahil. Kalau bukan isterinya lalu siapa? Tidak mungkinlah ada orang lain yang masuk ke dalam rumah mereka, apa lagi dirinya sedang tidak ada di rumah.
“Dek. Dek, bukankan pintu!” panggil Otong dengan suara tidak terlalu tinggi sambil mengetuk pintu. Hal ini dilakukannya agar tidak menganggu tetangga sebelah. Suara orang yang sedang memaku itu berhenti sebentar.
“Dek!” panggil Otong lagi agak keras sambil tetap mengetuk pintu.
Terdengar suara orang yang memaku itu berhenti.
“Dek,” kembali lagi Otong memanggil untuk memastikan Bavik mendengar suaranya.
Lalu terdengar suara kaki berjalan ke arah depan, tak lama terdengar suara anak kunci di putar dan pintu pun terbuka. Yang sangat mengejutkan Otong adalah, wajah yang muncul dari balik pintu itu memang wajah Bavik isterinya, tetapi berlepotan dengan bekas cat warna warni dan tangannya yang memegang handel pintu juga kelihatan berlepotan dengan cat.