Satu Hati Dua Cinta

Yovinus
Chapter #91

91-Tiga Orang Hamil Bersamaan

 

Sore itu Otong sedang duduk santai menunggu waktu pulang, yang hanya tinggal beberapa menit lagi. Tiba-tiba intercom di ruangan perlengkapan mereka itu berdering dan langsung diangkat oleh Akbar, kawan mereka yang kurus kering tinggi.

“Untuk Sangen,” desisnya sambil menutup spekaer intercom itu dengan tangannya.

“Dari siapa?” bisik Otong berusaha agar suaranya tidak kedengaran via intercom ke seberang.

“Pak Pri.”

“Ooh,” sahut Otong setelah tahu siapa yang menghubunginya.

Dia lalu menerima intercom itu dari tangan Akbar. “Hallo?” tanyanya berbasa basi.

“Hey, Bro. Sudah mau pulangkah?”

“Sudah hampir nih. Tinggal menunggu menit-menit terakhir sampai jam 17.00 saja, dah itu chaaauuu.”

“Eh, kawan sibuk ndak malam ini?”

“Ndak sih, Bro. Eh, memangnya ada yang perlu saya bantu?”

“Kita makan malam di kota malam ini, bisa?”

“Bisa. Tapi kali ini benar-benar kita berdua saja, kan?” tanya Otong memastikannya, karena dia tidak ingin peristiwa menonton filem beberapa bulan yang lalu terulang lagi. Katanya hanya mereka berdua, tahu-tahunya ada wanita yang ikut nonton bersama mereka.

“Jangan khawatir. Malam ini memang hanya kita berdua, suer.”

“Siplah kalau begitu. Pukul berapa mau jemput?”

“Pukul enam sore, bisa?”

“Boleh,” sahut Otong setelah mempertimbangkannya sebentar, karena jam segitu berarti dia sudah sempat mandi dulu.

“Baik. Nanti ku jemput ya.”

“Sipp,” jawab Otong sambil meletakan gagang intercomnya.

“Di ajak keluar kah sama beliau?” tanya Akbar yang dari tadi tanpa sengaja menguping pembicaraan Otong dan pak Priyatno.

“Ya.”

“Hati-hati sama beliau tu. Nanti kamu terjangkit,” kata Akbar mengingatkan sambil tersenyum.

“Terjangkit apa sih?” tanya Otong penasaran.

“Dia itu play boy berat, kalau terjangkit kan susah.”

“Ooh,” sahut Sangen. “Ndaklah. Saya kan hanya berkawan dengan dia nya saja, tetapi tidak berkawan dengan sifatnya.”

“Jangan tersinggung ya Bro, saya hanya mengingatkan saja. Soalnya situ kan sudah punya isteri.”

“Ooh, ndak apa-apa. Terima kasih sudah mengingatkan,” tukas Otong kepada seniornya di perlengkapan ini.

 

 

***

 

Lihat selengkapnya