Hari itu dalam rapat bulanan lembaga, suasana jadi heboh. Hal itu gara-gara ada tawaran bagi aktivis untuk mengambil S2 di UKM Kualalumpur di Malaysia, yang disampaikan melalui pesan kepada Stinggan oleh Profesor James T Collins.
Hal itu dia sampaikan ketika berkunjung ke lembaga itu beberapa hari yang lalu. Biaya memang ditanggung oleh lembaga NGO Ghosting, tetapi proses masuknya di UKM akan dia bantu pengurusannya.
Dalam rapat itu lembaga sepakat untuk memberikan hadiah kepada Otong yang mengambil S2 itu, karena menurut penilaian lembaga hasil penelitiannya adalah yang terbaik kemarin.
Program S2 yang ditawarkan ini khusus di bidang linguistik di Kualalumpur, yaitu di University Kebangsaan Malaysia atau biasa di sebut sebagai UKM (Yu-Kei-Em) saja.
Hasil rapat itu diam-diam menjadi pembicaraan hangat di antara para aktivis, karena selain ada yang setuju tetapi tidak sedikit juga yang kontra dengan keputusan itu.
Sementara Otong sendiri merasa tidak enak hati dengan kawan-kawannya yang telah lama bergabung di dalam lembaga itu jauh hari sebelum dia masuk.
Sorenya ketika rapat itu sudah selesai sekitar dua jam sebelumnya, Otong segera menghadap Stinggan dan Jambang secara pribadi. Dia ingin menyampaikan kata hatinya mengenai tawaran S2 itu, karena ada hal-hal yang krusial menurutnya berkenaan dengan itu.
“Maaf, Bro. Sebelumnya saya sampaikan sungguh sungguh apresiasi niat baik lembaga untuk mengirimkan saya mengambil S2 di bidang linguistik itu.”
“HHhuuu,” gumam keduanya. “Jadi ada masalah apa tentang tawaran itu?”
“Saya sungguh tidak enak dengan kawan-kawan yang lainnya.”
Stinggan dan Jambang terdiam agak lama sebelum keduanya berkomentar. “Tapi itu setelah kami pertimbangkan matang-matang lho, karena prestasimu dalam penelitian kemarin itu sangat bagus dan juga kami melihat cara kerja dan kreativitasmu selama ini sangat tinggi, sehingga sebagai apresasi kami maka mengirimkan kamu untuk mendalami bidang lingusitik itu ke jenjang yang lebih tinggi.”
“Cuma begini, perlu juga brother berdua pertimbangkan, saya ini kan aktivis baru yang bergabung dengan lembaga ini. Sementara aktivitis lama sudah ada yang sudah bergabung sejak lima tahun yang lalu, jadi menurut saya sungguh kurang baik.”
“Jadi maksud mu bagaimana, Otong ?”
“Maksud saya, tidak bisa kah ada satu orang lagi yang menemani saya mengambil S2 itu, agar tidak ada gejolak dalam lembaga.”
“Tapi masalahnya adalah budget, karena dana yang ada itu hanya untuk satu orang saja. Maunya kita sih semua yang S1 di sini itu mengupgrade dirinya ke S2 semua, tapi untuk sementara hanya prioritas satu orang dulu dan itu adalah dirimu.”
Otong menarik nafas panjang, sungguh susah juga memberi pemahaman kepada kedua orang seniornya ini tentang masalah yang diluar kondisi mereka. “Begini Bro berdua,” tukas Otong .
“Selain untuk biaya tuitionnya, biaya hidupkan bisa saja dikurangi karena kami bisa lebih berhemat lagi, yang penting minimal dua orang bisa diberangkatkan untuk kuliah itu. Saya mohon dengan sungguh, agar brother berdua mempertimbangkannya lagi demi ketenangan lembaga kita, please.”