Satu Hati Dua Cinta

Yovinus
Chapter #120

120-Terkena Smack Down

 

Sekitar lima menit kemudian, orang tua itu pun berdehem perlahan beberapa kali. “Baik, Bapak. Saya sudah melihat penyakit anakmu ini,” katanya.

“Ya Pak,” sahut Otong sambil menunggu.

Tetapi dalam hatinya berharap-harap cemas juga, karena dia yang terbiasa dengan hal-hal yang logis saja. Sehingga dia agak merasa setengah percaya dan setengah tidak juga jika memang ada orang yang mampu memeriksa penyakit dari jarak jauh seperti ini.

Memang di jaman serba canggih ini ada ya manusia yang mempunyai kekuatan supra natural seperti itu?

“Bapak,” lanjut pak Lorens, si paranormal itu. “Anak Bapak itu menderita penyakit di sum-sum tulang belakangnya, itu disebabkan dia pernah terhempas dengan sangat kuat. Kalau tidak diobati, maka dia bisa lumpuh selama hidupnya,” jelas orangtua itu lagi.

Terhempas? Kapan? Bagaimana saya tidak tahu?

“Jadi harus bagaimana ini, Bapak?” tanya Otong khawatir mendengarnya.

“Harus di bawa ke Blitar. Sebenarnya kalau penyakitnya tidak parah sih, saya bisa mengobatinya dari jarak jauh. Tapi karena penyakit anak Bapak ini boleh dikatakan sudah parah, maka harus di bawa ke Blitar sini,” jelasnya.

Sambil mendengarkan penjelasan orangtua itu, otak Otong bergerak cepat bagaimana caranya dia bisa memastikan bahwa apa yang disampaikan oleh orangtua itu adalah benar adanya, tidak mengada-ada seperti yang sering dilakukan oleh para dukun dan paranormal gadungan.

Sehingga dia ingin mengujinya …

Seperti diberitahu saja, Otong teringat akan masalah isterinya. Karena dia tahu pasti jika isterinya ini dulunya pernah mengidap sakit maag parah dan sampai sekarang belum juga terlalu normal dan masih sering kambuh meskipun tidak separah dulu lagi.

“Oh ya, Pak. Boleh saya tanya tentang penyakit isteri saya?”

“Boleh. Boleh. Kebetulan lagi bicara begini, siapapun yang sakit di sana boleh ditanyakan! Sebut nama dan umurnya saja.”

“Otong pun menyebut nama isterinya dan umurnya.”

“Tunggu sebentar, saya periksa dulu,” kata orang tua itu di seberang sana.

Kali ini pun Otong harap-harap cemas juga, karena yang ini dia tahu pasti akan penyakit isterinya. Setelah kurang lebih lima menit lagi, terdengar suara orangtua itu.

“Kalau isteri Bapak ini mengidap penyakit maag akut, Pak. Selain itu juga dia pernah mengidap paru-paru basah, meskipun sudah boleh dikatakan sembuh tetapi masih ada bercak-bercak di paru-parunya. Lalu dia juga sepertinya mengalami lemah jantung.”

“Oh ya, Pak. Terima kasih,” sahut Otong agak terkejut juga mendengar penjelasannya.

Karena yang dia tahu isterinya itu hanya mengalami sakit maag. Baru dia tahu jika isterinya juga mengalami paru-paru basah dan lemah jantung. Nantilah dia klarifikasi dengan isterinya.

“Sama-sama Pak,” sahut Otong. “Eh, hallo Pak?’ panggil Otong lagi buru-buru karena dia teringat sesuatu.

“Ya, pak? Hallo?” terdengar jawaban dari seberang sana.”

Lihat selengkapnya