Satu Hati Dua Cinta

Yovinus
Chapter #123

123-Naik KA Ke Blitar

 

Termasuk Otong juga dengan hati-hati menarik tangan isteri dan anaknya untuk segera menghindari tempat yang di tuju oleh Polisi itu. Tetapi karena mereka bertiga termasuk terlambat turun, sementara tempat lain sudah dipenuhi oleh orang lain yang menonton, maka terpaksa ketiganya tidak terlalu jauh dari lokasi itu.

“Angkat tangan!” bentak polisi yang memegang pistol tadi itu ke arah seseorang yang penuh tato di antara kerumunan itu.

Di sana ada berapa orang, sepertinya mereka terdiri dari satu kelompok yang sama. “Borgol mereka semua!” terdengar lagi perintahnya kepada beberapa polisi yang menyertainya ketika melihat sekelompok orang itu sudah mengangkat tangan.

Sepertinya dia adalah komandan dari operasi ini.

Ada empat orang yang mereka tangkap dan borgol. “Pak, saya tidak bersalah. Bapak salah tangkap,” teriak salah seorang dari mereka yang kelihatannya masih muda.

“Nanti bicara di kantor polisi saja. Kita lihat hasil BAP dan barang bukti yang ada pada kalian,” tukas polisi itu tegas, sambil memeriksa dan menggeledah mereka berempat.

Tampak polisi mengeluarkan beberapa buah dompet dari saku mereka.

Tak lama kemudian terdengar sebuah mobil dengan sirene yang meraung-raung menuju ke arah kerumunan, rupanya itu adalah mobil polisi jenis mini colt yang di dalamnya dilengkapi dengan teralis untuk menangkal tahanan melarikan diri.

Di sana juga terlihat dua orang polisi yang duduk di bagian belakang dengan memegang senjata laras panjang, sementara di bagian depan dua orang polisi di mana yang satunya nyopir dan satunya lagi juga memegang senapan laras panjang.

Para penjahat yang sudah ditangkap itu langsung dinaikkan ke dalam mini colt dan di bawa pergi, sementara beberapa orang polisi masih tinggal di situ.

Sementara itu Otong agak kebingungan untuk mencari tempat membeli tiket kereta api ke arah Blitar, sehingga akhirnya dia mendekati ke arah beberapa orang polisi tadi itu.

“Maaf Bapak-Bapak,” sapa Otong ramah. “Kami ini mau membeli tiket kereta api tujuan Blitar, di manakah tempatnya, Pak?”

“Ooh, di sana tempatnya!” sahut mereka sambil menjelaskan dengan rinci arah yang harus di tempuh oleh Otong dan anak isterinya.

“Terima kasih banyak, Bapak,” seru Otong. “Oh ya, Pak. boleh tanya, nih?” tanya lagi ketika melihat para polisi itu tidak terlalu sibuk.

“Ooh, boleh. Silakan!” jawab mereka hampir serentak.

“Itu, pak. Orang-orang yang tadi ditangkap itu kenapa?’

“Ooh,” sahut mereka. “Mereka itu para pencopet yang sengaja menunggu para penumpang kapal yang turun. Kami sudah mengintainya dari awal sebelum kapal Bukit Raya tadi bersandar di dermaga.”

“Ooh,” sahut Otong . “Terima kasih banyak, Bapak-bapak. Kami permisi dulu,” sambungnya lagi sambil berlalu dari situ.

“Pak, sebentar,” kata anak mereka tiba-tiba dan sengaja tidak mau beranjak dari tempatnya berdiri.

“Ada apa?” tanya Mamanya heran.

Lihat selengkapnya