Satu Hati Dua Cinta

Yovinus
Chapter #167

167-Dia Telah Berpulang

 

Ketika Otong dan Bavik tengah tergopoh-gopoh hendak naik ke lantai atas rumah sakit di depan, untuk melihat kondisi ibu mertuanya, tiba-tiba di halaman muncul sepasang tamu, seorang pria dan seorang wanita, mengendarai Honda PCX keluaran terbaru yang masih mengkilap.

Di antara mereka, terjepit di boncengan, sebuah casing komputer tampak digendong seperti bayi raksasa. Rupanya komputer mereka sedang sakit keras, sehingga mau tak mau Otong harus menahan langkahnya dan melayani mereka terlebih dahulu.

“Lu duluan saja, Dek. Gue layani mereka ini sebentar,” kata Otong .

Bavik pun langsung tancap gas menuju rumah sakit, tanpa sempat menoleh atau menunggu Otong. Sementara itu, Otong memilih bertahan. Baginya, menolak pelanggan yang datang membawa masalah komputer sama saja seperti menutup pintu rezeki.

Lagi pula, setiap kerusakan komputer selalu memicu rasa penasarannya, seolah ada tantangan yang harus segera ditaklukkan, dan siapa tahu, si pemilik memang sedang butuh bantuan darurat.

Meski sudah lama pensiun dari dunia jual-beli komputer, nama Otong masih saja bergaung di telinga orang-orang yang pernah merasakan sentuhan tangannya. Bagi mereka, Otong bukan sekadar teknisi, tapi “dokter” yang tahu cara menghidupkan kembali perangkat yang sudah dianggap almarhum.

Maka tak heran, kedua tamu yang datang itu langsung menumpahkan keluhan: komputer mereka mendadak mogok, layar gelap total, seolah enggan bernapas lagi. Otong pun mendengarkan sambil menimbang-nimbang, siap melakukan “operasi darurat” di ruang tamu.

“Saya coba dulu, ya,” ujar Otong sambil menerima casing komputer itu.

Beratnya lumayan maklum, di dalamnya masih lengkap: motherboard, CPU, HDD, optical drive, dan komponen lainnya yang tampak sudah berdebu. Ia lalu meletakkannya di meja kerja, mengambil kabel VGA, dan menyambungkannya ke monitor di sudut ruangan.

Setelah itu, satu per satu kabel power ia pasang: pertama ke motherboard, lalu ke monitor, dan terakhir keduanya ia tancapkan ke stopkontak di dinding, siap untuk menyalakan “pasien” ini.

Begitu tombol power ditekan, komputer itu langsung mengeluarkan bunyi beep panjang, berulang tanpa henti, seolah menjerit kesakitan. Berdasarkan pengalaman Otong, nada sumbang seperti itu hampir selalu menandakan masalah pada salah satu komponen penting: entah VGA-nya yang bermasalah, atau RAM-nya yang sudah tak mau bekerja sama lagi.

Otong membiarkan komputer itu untuk beberapa lama, tetapi tetap tidak mau booting maupun mengeluarkan suara beep singkat yang artinya pemeriksaan BIOS selesai dilakukan oleh komputer.

Namun Otong sempat melihat jika layarnya sepertinya hidup dan tidak bermasalah, yang artinya VGAnya mungkin baik-baik saja.

Lalu Otong segera mematikan daya komputer itu dengan mencabut stekernya dan menetralkan listrik statis ditangannya pada teralis di dekat kaca, barulah kemudian dia membuka casingnya dan melihat isi dalamnya, sepertinya motherboardnya penuh debu dan demikian juga bagian RAMnya.

Diambilnya kipas angin kecil dan kuas cat kering, kemudian kipas angin itu dihidupkannya dan diarahkan ke motherboard, lalu kuas itu dia pergunakan untuk membersihkan motherboard itu. Debunya berterbangan ke luar, banyak sekali sehingga membuat udara seperti berkabut.

Lihat selengkapnya