“Mengapa kamu tidak ada datang sewaktu kekekmu meninggal kemarin?” tanya Otong pada keponakannya, karena baru dia teringat ketika itu sama sekali tidak ada melihatnya. Sementara Mama si mkarniwati dan ayahnya serta adik-adiknya semuanya datang.
“Aku lagi di suruh Bapak mertua ke Jakarta, Man. Mengurus pembelian dua buah excavator untuk alat pengerukan emasnya.
“Ooh,” sahut Otong. “Sudah di beli, kah?”
“Sudah, Man. Malahan langsung ku bawa ke Kalimantan pada waktu itu.”
“Untuk di pakai di mana?”
“Awalnya sih untuk tambah alat di Montecarlos. Tetapi nantinya jika emas di sana sudah tidak bisa di keruk lagi, maka akan kami bawa ke kota Ketapang.”
“Masih banyakah emas di sana itu, No?”
“Masihlah, Man. Malahan yang mengerjakannya bukan kami saja, tapi ada ratusan bos emas dengan puluhan ribu karyawan di sana itu.”
“Waaah … Banyak juga ya, No.”
“Banyak, Man. Di sana sudah seperti sebuah kota saja.”
“Pasti banyak pedagang dan warung nasi tuh kalau begitu.”
“Bukan hanya itu, Man. Tempat perjudian dan pelacuran juga banyak.”
“Eh, hati-hati kamu. Jangan ikut-ikutan main perempuan ya. Nanti kamu terkena penyakit,” nasihat Otong .
“Tapi mereka kan bersih, Man. Tiap minggu ada dokter yang memeriksanya,” sahut Wibisono santai.
Wah, pikir Otong. Sepertinya keponakannya ini salah satu pelanggan mereka juga. “Kamu tidak bisa tidak waspada, karena kalau AIDS itu belum ada obatnya, jadi mereka tidak akan pernah bisa dikatakan bersih,” kata Otong lagi tetap memperingatkan keponakannya.
“Tapi buktinya semua orang di sana sehat-sehat saja kok Man,” kilah keponakannya.
Jawaban keponakannya ini semakin membuat Otong yakin jika dia sering menggunakan jasa para PSK ini.
Tetapi Bavik memandang Otong dan memberi kode dengan pandangan matanya kepada Otong, sepertinya dia mengingatkan Otong agar jangan terlalu ngotot memberi nasihat kepada keponkannya.
Otong menarik nafas panjang, padahal tadi dia sudah siap ingin menyadarkan keponakannya akan bahayanya suka bermain dengan para perempuan nakal. Tetapi ada benarnya juga kode isterinya, karena belum tentu keponakannya ini mau mendengar nasihat darinya.
Karena mereka bekerja di sebuah lingkungan pencari emas seperti itu, maka tentu saja tubuh mereka dingin karena selalu berkutat dengan air. Sehingga untuk membuat tubuh mereka panas, maka mereka memerlukan perempuan dan alcohol, meskipun sebenarnya tidak harus juga.
Kan mereka bisa meminum madu atau jahe untuk menghangatkan tubuh. Tetapi jika trendnya di sana adalah alcohol dan wanita, maka mungkin saja hanya segelintir pemuda yang tahan terhadap godaan itu.
“Jadi besarlah penghasilan ayah mertua mu itu, No?” tanya Otong penuh selidik.