Pagi yang sangat menyenangkan buat gue hari ini,karena ini bakalan menjadi hari pertama masuk sekolah di bangku kelas 2 SMA,oh iya kenalin gue Ayu,dari namanya pasti kalian sudah mikir gue masih keturunan Jawa,ya bisa dibilang begitu juga,nyokap gue masih ada keturunan Jawanya.Dari namanya kalian pasti mikir kalau gue ini akan lembut dan anggun seperti namanya,eh tunggu dulu gue ngak seperti itu.
Saat memasuki ruang makan,disana sudah ada Nyokap dan Bokap gue.Gue merupakan anak ke dua dari dua bersaudara,anak pertama itu Mas Gue namanya Mas Farhan,Kakak terbaik di seluruh dunia.
“Anak Bunda sudah turun,ayo sayang duduk kita sarapan sama-sama.” Sambil meletakan beberapa menu makanan di atas meja makan.
“Iya bun.” Melangkah menuju meja makan.
“Hari ini,Ayah harap kamu bisa memperbaiki nilai-nilai yang jelek.” Berdiri melangkah menuju kursi Gue dan mengelus rambut Gue dengan lembut.
Dari kecil Ayah Gue ngak pernah marah soal nilai-nilai Gue yang buruk,setiap kali Gue lihatin nilai-nilai ujian akhir Gue,ayah hanya bilang, “Ayah harap kamu bisa memperbaiki nilai-nilai yang jelek.”,Ayah ngak pernah memaksa Gue untuk jadi yang terbaik,karena Ia ngak mau jika Gue akan stres mikirin nilai dalam hidup Gue.Jadi itu yang buat Gue sayang banget sama Ayah Gue.
“Inget kata Ayah mu,meskipun Ia tak meminta lebih darimu tapi ingat kau harus jadi yang terbaik.”
“Iya Bun…..Oh iya Bun Ayu pergi Sekolah dulu ya,Ayu ngak mau nanti teman-teman Ayu nunggu lama.”
“Iya hati-hati di jalan ya!!!.”
“Iya Bun.Assalamualaikum.” Berlari menuju gerbang rumah.
Di luar,seperti biasa Gue akan bertemu orang yang Gue benci,Dia Aji,tetangga Gue sekaligus teman sekelas Gue.Gue paling benci Dia sejak Gue duduk di bangku Sekolah Dasar,bagaimana engak karena Dia Gue di permalukan satu Sekolah karena dia pernah nyenggol Gue sampai jatuh di genangan lumpur,bukanya bantuin Gue Dia malah ikut nertawain Gue.Mulai hari itu Gue benci banget dengan Dia.Tapi anehnya Gue selalu satu sekolah sama Dia,dan sekarangpun juga,astaga sial apa Gue sampai dia selalu jadi bayangan Gue ,baik itu jadi teman sekelas atau jadi tetangga.
Aji setiap hari akan berangkat Sekolah dengan sepeda,dan Gue akan berjalan kaki.Gue ngak ngerti satu hal dari Dia,kenapa Dia selalu tersenyum dan ngak pernah lepas pandangan kalau udah liat Gue didepannya????.
Saat Gue bertemu Aji di depan rumah dia kan selalu menyapa Gue.
“Selamat pagi Yu.” Dengan senyum manis khas miliknya.
“Apa Lo,sebut-sebut nama Gue!!!.” Dengan suara keras dan kasar berjalan menuju Sekolah meninggalkan Aji yang masih berdiri menatap Gue.
Di pertigaan jalan,Gue bertemu empat sahabat terbaik Gue,kenalin cowok gemuk disamping Gue namanya Bimo,dia cowok pertama yang Gue kenal paling suka Godain cewek-cewek di Sekolah maupun di luar Sekolah,dan paling puitis .Nah di samping Bimo Itu namya Candra,cowok kurus,bawel,katanya Dia anak Indigo katanya Dia sih,nah Dia ini menyukai salah satu cewek yang menurutnya bak bidadari dari Syurga,cewek itu namanya Caca.Caca adalah gadis gemuk yang berdiri samping kanan Gue,Dia paling doyan makan,paling lamban kalau mau berangkat Sekolah,dan wanita yang di cintai Candra,terakhir disamping Caca,cowok ganteng dengan perawakan wajah bule itu namanya Rendi,cowok paling kren di Sekolah Gue,paling pintar di kelompok main,namun kebiasaan buruknya adalah suka banget tidur di Kelas.
Gue dank ke-4 sahabat Gue,sudah berteman sejak SMP jadi bukan hal baru jika Gue dengan sahabat-sahabat Gue sudah saling kenal sifat masing-masing.Jadi bisa di bilang mereka sudah tau sifat baik dan buruk Gue,terutama hal-hal yang Gue benci.Saat berjalan menuju Sekolah,Bimo kelupaan dasinya jadi di tengah jalan,Gue dan sahabat-sahabat Gue lainnya harus nunggu Bimo untuk mengambil Dasinya di rumah,tau ngak itu butuh waktu yang sangat lama,untuk Bimo kembali ke rumah dan kembali lagi ke posisi Gue dan yang lain nunggu.Alhasil itu yang buat Gue dengan yang lain terlambat datang sekolah.Benar saja,waktu sudah menunjukkan pukul 07:40,pasti siswa lain sedang melaksanakan upacara.
Tapi itu ngak akan menjadi penghalang buat Gue dengan sahabat-sahabat Gue,untuk bisa masuk Sekolah tanpa dapat hukuman.Gue dan sahabat-sahabat Gue punya jalan masuk rahasia.Tempat itu adalah tembok belakang sekolah yang jebol,itu adalah jalan tikus yang jadi tempat favorit Gue dan sahabat-sahabat Gue kalau terlamabat datang Sekolah.
Dengan cepat Gue dan sahabat-sahabat Gue lainnya berlari dengan cepat ke belakang sekolah,dan entah ini jadi hari sial Gue dengan sahabat-sahabat Gue,tembok jebol itu sudah di perbaiki oleh pihak Sekolah,tapi jangan sebut Gue Ayu kalau ngak punya jalan keluar dari masalah yang ada.
“Yaaaa bagaimana ni,temboknya acara udah di perbaiki lagi.” Kata Caca dengan wajah cemberut.
“Maaf ya,karena Gue harus kembali ke rumah ngambil dasi jadi buat kalian semua terlambat.” Dengan wajah bersalah.
“Santai ajalah Bim,Lo bicara gitu kayak dengan orang lain.” Kata Rendi untuk menenangkan Bimo yang merasa sangat bersalah pada kami.
“Iya Bim,Lo kan sudah kita anggap sebagian keluarga,masa karena ini kita marah sama Lo sih.Tenang Gue ramal hari ini kita ngak akan kena hukuman.” Sambil mengendus-edus dengan tangan di gerakan seperti menarik aroma.
“Hanya ada satu cara buat kita ngak kena hukuman,dan tetap masuk kelas hari ini.”
“Bagaimana caranya???.” Serempak menatap Gue.
“Kita bakalan manjat tembok ini,karena ini satu-satunya jalan.”
Mendengar ide konyol dari Gue,Caca yang asik makan dari tadi,langsung menatap Gue dengan mata yang melotot.
“Yu,Lo kan tau Gue takut ketinggian,kok bisa-bisanya Lo punya ide gila kayak gitu.”
“Ca,ini satu-satunya cara buat kita masuk kelas,lagian tembok ini hanya satu setengah meter kok.”
“Iya Ca,kita ngak ada pilihan lain.” Kat Rendi dan Bimo belain Gue.
“Tenang Ca ada kang mas mu disini,yang akan selalu siap membantu.” Kata Candra meyakinkan Caca.
“Ya udah deh,Caca ikut kalau yang lain ikut.” Tersenyum menatap Gue.
“Karna semua setuju,Gue kasih tau cara manjatnya.Yang akan naik pertama adalah Caca,lalu Gue,Bimo,Candra,dan terakhir Rendi.”
“Oke sip.”
Dengan cepat Gue dan sahabat-sahabat Gue mengatur posisi,Caca berdiri di atas punggung Bimo dan Rendi,Gue ngarahin Caca untuk ngeletakin kaki ke tembok dengan benar,dan Candra megangin kepala Bimo dan Rendi agar tidak terinjak.Setelah Caca sudah berada di halaman belakang Sekolah,dan ini jadi giliran Gue untuk naik,dan selanjutnya di ikuti dengan Bimo,Candra,dan terakhir Rendi.Setelah Gue sudah dan sahabat-sahabat Gue sudah ada di belakang Sekolah,Gue lanjut memimpin jalan untuk masuk kedalam kelas.Dan hari ini Gue akui ramalan Candra sangat tepat kalau Gue dengan yang lain bakalan selamat sampai kelas.
Sesampainya dikelas,siswa-siswa lain keheranan melihat Gue dengan yang lain datang di saat setelah upacara,dan tanpa terkena hukuman.Dari kursi depan Aji berdiri menatap Gue dengan senyum manis khas miliknya,senyum buruk menurut Gue untuk memulai hari.Langsung saja Gue dan sahabat-sahabat Gue berjalan ke meja dan kursi yang ada di belakang,tanpa memikirkan itu milik siapa,Gu dan sahabat-sahabat Gue langsung menyimpan tas di atas meja,dan jika kursi itu ada pemiliknya Gue akan paksa untuk ninggalin meja dan kursi itu.
“He!!!,Lo mau punya masalah dengan Gue???.”
“Ngak Yu,Gue ngak mau punya masalah dengan Lo.” Dengan suara gemetar karena ketakutan.
“Kalau Lo ngak mau punya masalah dengan Gue dan teman-teman Gue,Lo pasti taukan harus apa.” Tersenyum sinis.
“Iya Yu,Gue pindah.” Mengemasi peralatan menulis,dan berdiri meninggalkan meja dan kursi.
Tak lama,saat Gue dan yang lain duduk sambil cerita-cerita tentang kejadian di belakang sekolah,tiba-tiba guru BP masuk kelas dan menatap Gue dan sahabat-sahabat Gue keheranan.Namanya pak Bambang,Bapak kumis lele.
“Loh,kok kamu ada dikelas Yu???,padahal Bapak sudah absen semua anak dari kelas ini sebelum upacara.” Dengan wajah keheranan.
“Ah Bapak nih,say amah dan sahabat-sahabat saya sudah ada sebelum upacara di Sekolah Pak.” Tersenyum lebar agar tak terlihat wajah kepanikan.
“Bapak ngak salah kok,buktinya bapak ngak lihat kamu dan gerombolan mu tadi.”
“Ih Bapak kayaknya yang sudah tua,makanya lupa kalau udah absenin saya dengan gerembolan saya Pak.”
“Tunggu sebentar biar saya lihat dulu,absensinya.” Mulai membuka buku absen harian siswa.
“Coba dilihat Pak,pasti ada nama kami yang telah di absen.” Kata Bimo dan Rendi yang duduk di belakang Gue dan Caca.
“Oh benar,kalian tadi saya sudah absenkan.Maaf Yu sudah nuduh kamu,sepertinya memang Bapak yang lupa.”
“Benarkan Pak,saya dengan gerombolan saya sudah di absenin.” Menatap pak Bambang dengan tersenyum.” Sambil mengingingat kejadian sepuluh menit yang terjadi.
SEPULUH MENIT LALU
“Weh,kita ngak absen upacara hari ini,bahaya kalau kita ketauan terlambat datang Sekolah.” Kata Rendi mengingatkan Gue dan yang lain.
“Bener,bahaya ni kalau pak Bambang tau bisa kena hukuman kita.” Kata Candra yang mulia khawatir.
“Tenang Gue punya ide,Pak Bambang setiap setelah upacara bakal ke tolilet,jadi Gue dan Rendi bakal ikut Pak Bambang masuk ke toilet.” Kata Bimo dengan jelas menerangkan.
“Terus,setelah di toilet rencana selanjutnya apa???”
“Nah Pak Bambang itu yang pernah Gue lihat,setiap kali mau masuk toilet bakal nyimpan absensi di meja nyimpan barang,So kita bisa absensi daftar hadir untuk hari ini.” Lanjut Bimo menerangkan.