Satu Jendela Yang Sama

finiL.P
Chapter #3

Ternostalgia Sebuah masa tentang Kita

Hari minggu,hari yang paling menyenagkan buat Gue,karena ini adalah hari kebebasan dari semua matapelajaran,dan dari guru-guru di sekolah,Gue selalu melakukan aktifitas rutin Gue setiap hari minggunya yaitu lari pagi,tapi yang paling buat Gue malas adalah Gue pasti bertemu dengan Aji di depan pagar rumah Gue.

"Pagi Yu...." Dengan senyum sumringah dan wajah tak berdosannya.

"Apaan Lo,bisa ngak sih Lo ngak nyapa Gue sehari saja,males banget Gue???!!!!." Dengan nada ketus.

Tanpa memperdulikan,Gue langsung ninggalin Aji yang masih berdiri di depan pagar rumahnya.

Setiap kali Gue bicara kasar ke Aji,Gue ngak pernah merasa bersalah atau merasa kasihan ke Dia,karena sakit hati Gue yang pernah dipermalukan,itu buat Gue benci banget dengan Dia,dan satu hal lagi yang buat Gue benci ketemu Dia adalah Gue bakalan sial.

Disaat Gue lagi lari pagi,Gue bertemu tiga orang preman yang terkenal banget di sekitaran komplek rumah Gue,dan mereka mengepung Gue.

"Hai cantik kok sendiri sih,kumpul bareng kita yuk." Dengan senyum yang tak baik.

"Ngak,Gue ngak mau gabung dengan kalin,minggir kalian dari jalan Gue."

"Kok cantik-cantik galak sih???." Masih dengan senyuman yang buruk.

"Jangan berani ganggu Gue ya,kalau ngak Gue teriak ni!!!." Merasa sangat takut.

"Teriak aja,ngak akan ada yang dengar." Mulai tertawa.

Salah satu preman mulai mendekat dan mencoba menyetuh Gue,karena Gue yang tomboy,Gue langsung memukul salah satunya dan berhasil kabur dari ketiga preman,merasa sakit hati karena salah satunya Gue pukul,itu buat dua preman lainya ngejar Gue,tapi jangan sebut Gue Ayu kalau ngak bisa nyelesain hal-hal kayak gini.Karena otak Gue seperti kancil,Gue langsung berlari kearah banyak orang,dan disana Gue lihat dua polisi sedang berdiri berjaga.

"Permisi pak,saya dikejar-kejar preman." Dengan napas yang terengah-engah karena kecapean.

"Mana premannya dek???."

"Itu Pak yang berdiri dekat kursi taman disana pak."

Dan benar saja,ide Gue mamang bagus,Gue selama dan kedua preman itu berhasil ditangkap oleh kedua polisi.Setelah mengalami pagi yang tak menyenangkan,akhirnya Gue bisa lari pagi dengan tenang.Di taman,Gue akhirnya bisa ngumpul bareng dengan keempat sahabat Gue.

"Eh Yu,kok bisa Lo terlambat,kemana aja sih Lo???." Tanya Caca ke Gue yang sedang duduk disamping Candra.

"Iya kok bisa Lo kesiangan,padahal dari tadi ni ya kita berempat udah nungguin Lo di tempat biasa,emangnya Lo lewat mana sih???." Tambah Bimo.

"Oh Gue pasti tau,Lo pasti kesiangan karena Lo ketemu Aji pagi-pagi." Tebak Rendi.

"Nah Lo tu tau,tadi ni ya Gue di gangguin tiga preman yang terkenal di komplekan rumah kita,terus salah satu dari preman itu mau nyentuh Gue."

"Pasti Lo teriak ya,kayak cewek-cewek lemah???." Tebak Candra.

"Terus.." Kata Gue ingin melanjutkan cerita

"Terus Lo dibantu pahlawan Lo ya???." Tebak Candra.

"Terus..."

"Terus Lo kenalan dengan dia,dan Lo jatuh cinta ke dia ya???."

"Eh bisa ngak sih Lo ngak motong cerita Gue,kalau sekali lagi Lo atau yang lain potong cerita Gue,awas aja!!!."

"Iya ni Can,ngapain sih Lo nebak-nebak,mau Gue sumpel mulut Lo dengan kain???." Kata Caca membela Gue.

"Iya Can,kalau Lo ngak tau diam dah." Kata Rendi

"Ya sorry Yu,Gue cuman mau meramal aja."

"Gue lanjut ni???."

"Iya Yu lanjut." Kata Bimo.

"Nah karena salah satu dari preman itu mau nyentuh Gue,langsung aja Gue tendang dia,dan Gue ambil kesempatan berhasil kabur,nah untungnya karena Gue cerdik jadi Gue lari ke kerumunan orang dan lihat dua polisi lagi bertugas,langsung aja Gue samperin tu dua polisi dan Gue cerita tentang kejadian sebelumnya,terus Gue kasih tau keberadaan tu dua preman dan satu preman lainya,langsung deh di tangkap."

"Hebat Lo Yu,kalau Gue mah udah naggis manggil Kakek Gue." Kata Caca dengan ekspresi serius.

"Loh kok Kakek Lo sih,bukanya Kakek Lo udah meninggal dua tahun lalu ya???." Tanya Rendi dengan ekspresi binggung.

"Iya Ca,acara pemakamannya aja kita berempat datang,kok bisa-bisanya Lo panggil Kakek Lo???" Tanya Bimo.

Lihat selengkapnya