Suara pecahan kaca memenuhi kamar itu. Vas bunga, bingkai foto, bahkan lipstik di meja rias berhamburan ke lantai. Naomi berdiri di tengah kekacauan, napasnya memburu, wajahnya memerah oleh amarah.
“Kenapa? Kenapa semuanya selalu gagal?!” Teriaknya, suaranya bergetar menahan tangis dan kemarahan.
Ia mengingat jelas malam di kafe itu, saat Ia dengan berani memaksa Gian berciuman. Naomi pikir itu akan mengubah segalanya, membuat Gian meninggalkan Lyana, membuat cinta itu kembali padanya. Tapi kenyataannya, justru sebaliknya, Gian semakin dekat dengan Lyana, bahkan kecelakaan yang mereka alami pun tidak memisahkan keduanya. Naomi menatap wajahnya sendiri di cermin yang retak.
“Tidak, aku belum kalah, aku harus bisa membuat Gian mencintaiku. Tapi bagaimana caranya?”
Tangannya mengepal, otaknya berpacu tak karuan sekarang, hingga tiba-tiba, sebuah ide baru muncul. Senyumnya perlahan merekah, meski matanya masih sembab.
Malam itu, Nuel menerima pesan dari nomor yang sangat Ia kenal.
“Sebarkan gosip kalau Gian menjauhi Lyana. Kalau tidak, aku akan pastikan kamu dijebloskan ke penjara. Aku punya banyak cara, Nuel, pilih hidupmu hancur, atau kamu lakukan yang kuminta.”
Nuel gemetar membaca ancaman itu, Ia tahu itu adalah pesan dari Naomi. Naomi memang bukan gadis yang hanya pandai bicara, tapi Ia bisa melakukan apa saja.
Keesokan harinya, kampus digemparkan dengan sebuah berita terbaru yang menyebar di mading, grup WhatsApp mahasiswa, bahkan akun gosip kampus dengan topik,
“Lyana mengalami keguguran setelah kecelakaan bersama Gian!”
Seketika lutut Lyana lemas ketika membaca tulisan itu hingga Gian menahan tubuhnya supaya tidak tumbang.
“Apa-apaan ini, Gian? Kenapa mereka tega banget?” Gian langsung meremas tangannya.
“Tenang, aku di sini, Ly. Kita nggak boleh kalah sama gosip itu lagi, bukankah kita sudah tahu pelakunya siapa? Jadi kita hadapi saja berdua.” Sahut Gian, kemudian Lyana tersenyum dan mengangguk.
Namun sebelum situasi makin kacau, Trisha datang, berdiri di tengah kerumunan mahasiswa, Ia berteriak dengan suara yang begitu lantang.
“Semua berita itu BOHONG! Aku saksi sendiri kalau Lyana nggak hamil, apalagi keguguran. Itu hanya fitnah kotor yang dilakukan oleh salah satu mahasiswi terkanal kampus kita ini!”
Para Mahasiswa terdiam, ada yang mulai berbisik, ada pula yang tampak ragu. Trisha menatap mereka satu per satu.
“Jangan percaya berita yang nggak jelas! Gian dan Lyana sudah jadi korban gosip terus-menerus, kalau kalian masih punya hati, berhenti menyudutkan mereka!”
"Siapa memangnya yang selalu menyebar berita itu?"