Satu Lagu, Dua Hati

Nurul Adiyanti
Chapter #26

Rahasia Apa Lagi?

Para Mahasiswa yang telah bubar itu masih membicarakan perihal berita Gian dan Lyana. Sedangkan, mereka berdua kini sudah berjalan menuju kelas.

"Gian, maafkan aku, tadi aku..."

"Tidak, Ly, jangan pikirkan itu. Yang penting kan hanya kamu yang bisa mengerti aku, bukan orang lain. Aku tidak masalah semua Mahasiswa di sini mengejek atau bahkan menghinaku tentang masa laluku itu atau bagaimana karena ulah Naomi, maka dari itu..." Gian menjeda kalimatnya, kemudian memegang kedua tangan mulus Lyana sembari tersenyum.

"Ayo selesaikan skripsi kita dengan cepat dan pergi selamanya dari kampus ini, setelah itu kita kejar mimpi bareng-bareng. Hidup kita, ya kita yang tentukan, bukan orang lain, termasuk Naomi atau siapapun itu yang telah mencoba merusaknya." Lyana bisa melihat kesungguhan cinta Gian padanya, bahkan kini matanya yang berkata-kaca, seolah air mata itu akan jatuh pun segera Ia usap.

"Baiklah, kita raih masa depan dengan cepat, aku ingin melihatmu menyanyi lagi, tapi bukan di sini, melainkan di panggung yang megah dengan penonton yang baru tanpa mengetahui masa lalumu, yang jelas bukan di daerah sini!" Balas Lyana dengan semangat dan senyumannya sembari menautkan jemari tangannya pada Gian.

Flashback

Kerumunan Mahasiswa semakin gaduh, bisik-bisik berubah jadi riuh penuh emosi. Ada yang mulai mengeluarkan ponsel dan merekam, seolah-olah drama yang sedang berlangsung di aula itu adalah tontonan gratis.

“Kalau benar Naomi dan Gian punya hubungan, berarti selama ini mereka main belakang?” bisik salah satu mahasiswa.

“Tapi gimana kalau benar Gian yang salah? Bukti kita nggak ada!” Sahut yang lain.

Pak Panji berusaha menenangkan situasi, namun emosi para mahasiswa sudah telanjur terbakar. Naomi menunduk, pura-pura menangis lebih keras, lalu mengangkat wajahnya penuh luka seolah benar-benar korban.

“Gian...” Naomi menatap tajam sambil menahan isak.

“Kamu tega banget, setelah semua yang kita lalui, setelah semua janji-janji itu, sekarang kamu memilih Lyana? Dia? Perempuan yang jelas-jelas sudah ternoda sama Akbar? Kamu nggak sadar, kamu akan kehilangan semua fans-mu kalau tetap bersamanya!”

“NAOMI!!!” Gian berteriak lantang, membuat semua orang tersentak. Suaranya bergetar, penuh amarah.

“Cukup sudah kamu mempermainkan nama dan perasaanku! Kalau aku diam selama ini, itu bukan berarti aku takut dengan semua perkataanmu. Tapi sekarang aku nggak bisa biarin kamu terus menghina Lyana di depan semua orang!”

Sorakan terdengar lagi, ada yang mendukung Gian, ada yang justru semakin memihak Naomi. Lyana menunduk, matanya berkaca-kaca, namun genggaman tangan Gian yang kuat membuatnya merasa tidak sendiri. Tiba-tiba, Naomi berdiri tegak, air mata palsunya mendadak berhenti, berganti tatapan dingin.

“Baiklah, Gian. Kalau kamu memang berani menolak aku di depan semua orang, aku akan buka semuanya sekarang.” Gian mengerutkan keningnya tidak percaya. Suasana mendadak hening, semua mata tertuju padanya.

'Apa lagi rencana Naomi? Benar-benar sudah keterlaluan! Dia tidak bisa menyerang Lyana, sekarang berganti menyerangku kah?' Kata Gian dalam hati.

Lihat selengkapnya