Satu Langit Dua Cerita (Kosakata Cinta di La Sorbonne)

Martha Z. ElKutuby
Chapter #16

"Bi, Kamu Salah"

“Tidak mungkin, Bi! Kakak tahu siapa Rudi.”

“Percayalah padaku kali ini aja, Kak! Kayla dalam bahaya.”

“Sudahlah! Kakak tak akan mendengarkan kata-kata negatif saat ini. Kakak sedang fokus persiapan bekerja di Pakistan.”

“Ah, Kakak payah.”

Hasbi mematikan ponselnya. Dia menghempaskan tubuhnya ke atas kasur kamarnya. Dia bingung. Semua orang tidak mempercayainya sama sekali. Dia marah dan akhirnya tertidur.

Sejak keberangkatan Kayla ke Sorbonne. Kayla tidak memberitahukan siapapun kontak ponselnya. Semua orang hanya diizinkan mengontak dirinya melalui media sosialnya, yaitu instagramnya.

Kayla tidak akan memberikan kontak pribadinya kepada siapapun. Dia tak mau kontaknya beredar dan akan diketahui Mustafa. Mustafa masih mencari-carinya. Kayla sudah sangat muak dengan perlakuan Mustafa kepadanya.

Beberapa bulan yang lalu, Mustafa pernah membajak facebook Kayla. Gambar tak senonoh tampil dan cacian juga berkeliaran di dinding facebook Kayla. Sontak semua teman-teman Kayla kaget membaca postingan itu. Sejak itu, Kayla menghapus akunnya.

Aku masih sibuk dengan berkas-berkas dan pendataan untuk keberangkatan ke Pakistan. Masih banyak yang harus disiapkan. Rudi juga mengurus visanya. Dalam waktu satu minggu akan selesai.

Tanpa sadar aku masih terngiang dengan omongan Hasbi tadi. Kalau itu memang benar. Sungguh, Mustafa sangat kejam dan Rudi pengkhianat. Buatku, aku belum menemukan bukti yang cukup untuk mengatakan Rudi salah. Mustafa tentu sudah ku ketahui dia memang suka membuat onar dengan Kayla.

Aku terhenti di kursi meja belajarku. Masih terdiam. Suara Hasbi melalui telepon tadi sangat mengangguku. Aku sangat tidak bisa fokus. Aku mencoba untuk berbaring di atas tempat tidurku. Aku mengalihkan bacaanku kepada berita-berita terkini.

“Duh. Kenapa firasatku tidak enak, ya?” batinku.

Aku kembali melanjutkan membaca novel online untuk menghilangkan kebosananku dalam mengurus berkas-berkas tadi. Aku ingin menghilangkan pikiran burukku tentang Rudi. Mungkin saja Hasbi cemburu kepada Rudi ataukah Hasbi memang ingin juga diajak ikut ke Pakistan.

“Ah, sudahlah!” aku mendesah dan akhirnya tertidur.

Lihat selengkapnya