Satu Langit Dua Cerita (Kosakata Cinta di La Sorbonne)

Martha Z. ElKutuby
Chapter #19

Cerita di The Pelham Lahore

Tak disangka aku dan Rudi mendapatkan servis semewah ini dari Salman. Penginapan mewah kelas internasional ini memang bergaya luxury. Rudi memutar pandangannya sekeliling. Kagum!

Kami memasuki apartemen itu diikuti oleh pelayan yang sudah dari tadi disiapkan Salman untuk kami. Sembari menemui resepsionis dan menyelesaikan administrasi selama enam bulan disana. Selama itu pula aku harus melengkapi semua berkas beritaku tentang Konflik Pakistan-India.

“You can break in The Pelham Lahore. I will back to office. See you tomorrow, Han!19 Salman melangkah keluar dari apartemen sembari tersenyum.

“Thank you, Sir!”

“Call me Salman. Just it!20 Salman membalikkan tubuhnya kembali.

Aku hanya tersenyum melihatnya pergi. Rudi yang dari tadi menonton aksi itu tiba-tiba merebahkan badannya di kursi lobi.

“Sudah selesaikah jatuh cintanya, Kak?”

“Hah? Maksudmu?”

“Haruskah sebahagia itu melihatnya?”

“Menurutmu?”

Belum sempat menjawab pertanyaanku. Kami sudah dihampiri pelayan apartemen untuk diantar ke unit masing-masing. Unitku dan Rudi bersebelahan. Aku meminta unit yang sederhana dan cukup untuk satu orang saja. Begitu juga Rudi. Aku tidak akan bisa dengan ruangan yang terlalu besar.

***

 “Jangan lupa rencana kita di Indonesia, Rud!”

Dering ponsel Rudi mengejutkannya yang baru saja sampai di dalam kamar unitnya. Rudi dengan segera mengunci pintu dan duduk di sofa. Dia tampak berpikir untuk membalas pesan Mustafa. Rudi mengacak-acak rambut menyesal bertemu Mustafa di kantin Kampus waktu itu. Dia tidak akan mau mengkhianati Kayla.

“Terakhir aku bilang ke kamu. Aku tidak akan menuruti maumu untuk mencelakakan bahkan memberitahumu tentang Kayla. Jangan ganggu aku lagi.”

Selesai membalas pesan Mustafa, Rudi memblokir semua kontak Mustafa. Dia kembali bersandar di sofa unit warna hitam itu. Sedikit malas untuk bergerak menuju kamar mandi. Dia akhirnya menonton televisi.

“Besok kita bertemu di Minar-e-Pakistan. Tak jauh dari apartemenmu.”

“Oke. Jam berapa?”

Lihat selengkapnya