Satu Langit Dua Cerita (Kosakata Cinta di La Sorbonne)

Martha Z. ElKutuby
Chapter #24

Pagi di App Lahore

“I’m going to India tomorrow!36

Salman terperanjat dari kursinya. Masih pagi, dia hampir saja menumpahkan kopinya di meja kerjanya. Salman tak percaya aku setegas dan segesit ini. Dia mencoba menenangkan hatinya.

“What for?37

“I’m not satisfied with Abdee al Atheel’s information yesterday. I think this news is very important38.”

Aku menjelaskan detailnya kepada Salman. Salman mengangguk paham dengan maksudku. Aku sudah menyediakan banyak pertanyaan yang akan kuajukan di India nanti. Ada diskriminasi ras di sana yang baru saja terjadi. Ini mungkin dasar dari konflik yang tak pernah selesai di Kashmir.

 Aku mencoba mempresentasikan apa yang sedang kucari sebenarnya. Selain aku mencari berita untuk dinaikkan di media yang Salman pimpin, aku juga butuh untuk kebenaran sebuah berita yang disampaikan. Aku tidak akan mau menuliskan berita hoax.

“Why don’t you just call them from here?39

“I don’t want. Cause, I will get real information if I meet them. I hate the hoax news!.40

Salman memahami apa yang aku cari sebenarnya. Banyak hal yang masih ku herankan seputar konflik ini. Tidak mungkin hanya perebutan wilayah saja. Mungkin ada hal lain selain itu.

“You can meet my father in India. He work in India Council of Historical Research. I will contact him later.41

“Wow. Your father is the best!”

“He is a profesor in historical research. You can ask him.42

“Okay!”

Tak butuh waktu lama. Aku memang membutuhkan informasi ini. Waktuku yang sangat terbatas membuatku sedikit diburu waktu. Apalagi beberapa hari lagi juga harus melaporkan hasil liputanku seputar Pakistan dan India ini. Masih ada tugas lain yang akan kukerjakan setelah ini.

***

 “Bagaimana?” Bimo menghampiriku dengan 2 gelas kopi di tangannya.

“Alhamdulillah.”

“Minum dulu! Sukses selalu,” Bimo tersenyum dan kembali ke mejanya.

“Thank you, Bim!” aku berteriak kecil di belakangnya.

Lihat selengkapnya