Satu Langit Dua Cerita (Kosakata Cinta di La Sorbonne)

Martha Z. ElKutuby
Chapter #26

Mata-mata Mustafa

Hari ini Kayla ada janji dengan Hamzah. Seperti yang sudah dijadwalkannya. Hamzah akan bertemu dengannya lagi minggu ini. Kesibukan Hamzah juga padat. Apalagi Kayla yang baru saja menjalani masa pengenalan di kelasnnya. Juga sedikit agak repot.

Kayla sengaja meminta minggu ini. Sebab, beberapa minggu ke depannya, dia akan sibuk dengan kuliahnya juga mengurus keperluan lainnya. Belum lagi barang-barang yang baru saja dibawa dari Indonesia belum sempat dibereskan. Dia sudah terhipnotis dengan keindahan Paris.

Rute kali ini dia akan menaiki kapal pesiar di dekat Menara Eiffel. Kapal pesiar di Sungai Seine memang tersedia selalu untuk memanjakan mata wisatawan yang datang kesana.

Menikmati suasana pagi yang dingin. Setelan jaket hitam, syal putih, sepatu boat hitam, dan juga kerudung maroon sudah mempercantiknya sejak selesai subuh waktu Paris. Kayla berjalan menuju Odéon untuk naik kereta bawah tanah menuju La Motte-Picquet-Granelle.

Sepanjang perjalanan kereta. Banyak penumpang yang turun naik di stasiun yang ditujunya. Kereta bawah tanah dengan nomor M.10 tujuan La Motte ini melewati enam jalur pemberhentian yaitu Mabillion, Sevres – Babylone, Vaneau, Duroc, dan Ségur. Masih berbalut sarung tangan sutra, Kayla turun di La Motte ke luar ke jalur Avenue de Suffren.

Kembali berjalan kaki menuju Menara Eiffel. Ini kali pertama Kayla bepergian sendirian di Paris. Dia menikmati seluruh pemandangan yang menakjubkan. Sebentar lagi memang musim dingin tiba.

“Sudah lama menunggu?” Hamzah menghampiri Kayla di belakang.

“Astaghfirullah! Mengagetkan. Baru saja aku sampai disini.”

“Oh, syukurlah! Yuk!”

 “Sebentar. Aku mau naik kapal pesiar ini.”

“Ayo!”

 Kamera SDLR mini sudah terpasang di leher Kayla. Saatnya berpetualang di negeri Napoleon ini. Menjelajahi tata kota ala Napoleon Bonaparte. Seorang pengagum Islam yang membuat jalan hingga menembus ke Ka’bah.

Sepanjang perjalanan dengan kapal pesiar, Kayla tidak pernah duduk. Dia memutar pandangannya mengelilingi seluruh objek yang dilewatinya. Tak sadar ada seseorang yang sejak berangkat dari Sorbonne sibuk mengambil gambarnya untuk dikirimkan kepada Mustafa.

Alih-alih akan mencekal Kayla untuk dibawa pulang. Mustafa mengajak Ahmed untuk membuntuti Kayla. Kebetulan juga Ahmed kuliah di Sorbonne sama dengan lokasi Kayla kuliah.

“Nanti akan kukabari lagi. Kamu yakin?”

“Aku yakin. Tangkap aja dia. Aku nggak mau tahu.”

Lihat selengkapnya