Langit Lahore memang cerah. Walaupun, bagian utara sudah memasuki musim dingin. Lahore masih saja hangat. Rudi bersiap menuju Sheikhupura Fort atau Lahore Fort. Ada janjinya disana bersama Azeeb. Dia sudah mengatur semuanya bersama Salman.
Ada beberapa bukti yang akan Rudi sampaikan nanti di depan Azeeb. Hari ini, Azeeb harus mendekam di penjara. Dia harus merasakan kurungan besi itu. Menyakitkan dan menakutkan.
Sheikhupura Fort awalnya sebuah benteng. Sempat beberapa kali berpindah tangan, bahkan sempat dikuasai perampok. Setelah direbut kembali, dijadikan hunian untuk para ratu. Benteng bersejarah ini sudah ditetapkan UNESCO menjadi World Heritage Site bersama Shalimar Garden. Sampai saat ini, konon kabarnya, benteng ini masih sering muncul penampakan para ratu yang pernah menempati benteng ini.
“Apa kabar, Bro?” cengir Azeeb.
“Tak usah bermanis mulut lagi. Kamu maunya apa?”
“Oh, ternyata kamu belum puas tidur di kurungan kemaren?”
“Jaga mulutmu. Dasar mafia!”
Azeeb emosi. Dia terus menerus mencaci maki Rudi. Rudi hanya diam. Dia tak membalas sedikit pun. Kekesalan Rudi kepada Azeeb sedikit memuncak. Rudi menahannya.
“Saatnya kamu akan gantikan aku di kurungan itu.”
Rudi menatap tajam Azeeb. Siapa sangka Rudi juga sangat panas. Dia tak akan menyerah sedikitpun. Dia tidak dendam. Hanya saja, dia tidak suka ada orang yang dipercayainya berkhianat. Akan lebih marah lagi, sampai menganggu sahabatnya.
Rudi mempunyai relasi yang banyak juga. Beda tipis dengan Mustafa. Namun, dia terkadang salah langkah. Aku sangat mengkhawatirkan kondisinya. Sebelum berangkat ke Lahore Fort, Rudi sudah memberitahukan kalau posisinya disana.