Menyikat rasa sedih yang berkepanjangan. Walaupun, sedikit bahagia bisa dipertemukan. Masih dalam kondisi kritis, aku ditunggu untuk bangun. Jejeran pertanyaan hati yang terlontar membuat Kayla semakin cemas.
Kursi tunggu serasa akan bicara. Banyak sekali kisahnya yang hendak dia tumpahkan kepadaku hari itu. Namun, dia hanya bisa bicara dengan dentingan alat pengukur detak jantungku. Membuat tindihan yang sulit dihentikan.
Sinar temaram ruangan inapku, tak lepas dari rasa lelahnya. Seharian mengejar rasa penasaran dan rasa ketidakpastian. Mencintaiku adalah bagian dari hidupnya. Biarpun hanya mendengar detak jantungku, dia sudah sangat bahagia.
Pegangan tangan Kayla tetap kurakan. Walaupun aku tak sanggup membuka mataku sama sekali. Efek menahan rasa nyeri yang tiada mau berhenti. Sama saja dengan hari-hari kemarin. Aku lemas, lemah, dan sangat lelah.